
Gambar: https://goldprice.org/
Menjelang akhir Desember 2025, harga emas internasional terus bergerak naik. Emas spot kembali mencetak rekor tertinggi, menembus sejumlah level harga krusial. Berdasarkan data pasar terbaru, emas spot sempat menembus $4.400 per troy ounce, sementara kontrak berjangka juga mencapai rekor baru, diperdagangkan di kisaran $4.430–$4.480 per troy ounce. Ini menjadi salah satu reli paling kuat sejak awal 2025.
Kenaikan ini bukan hanya rekor tahunan, melainkan juga tonggak penting secara historis. Sepanjang tahun, harga emas telah melesat lebih dari 65%, menandai performa terkuat sejak 1979.
Beberapa faktor mendorong lonjakan harga emas, di antaranya:
Pasar semakin yakin bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga, sehingga sentimen bergeser dari pengetatan ke pelonggaran. Suku bunga yang lebih rendah menurunkan biaya peluang memegang aset tanpa imbal hasil seperti emas, sehingga mendukung harga emas yang lebih tinggi.
Ketegangan geopolitik global—termasuk antara AS dan Venezuela, Rusia, serta konflik berkelanjutan di Timur Tengah—meningkatkan permintaan investor terhadap aset safe haven. Emas sebagai safe haven tradisional memperoleh manfaat langsung dari situasi ini.
Bank sentral di berbagai negara terus menambah cadangan emas sebagai bagian dari diversifikasi devisa. Faktor ini tetap menjadi pendorong utama apresiasi harga emas jangka panjang.
Inflasi yang berkelanjutan dan ketidakpastian ekonomi global memperkuat minat investor untuk diversifikasi aset. Akibatnya, logam mulia seperti emas dan perak menarik arus modal yang signifikan.
Dari sisi teknikal maupun fundamental, harga emas masih berpotensi naik setelah menembus rekor historis. Berbagai institusi memproyeksikan bahwa jika data ekonomi tetap lemah atau kebijakan moneter global semakin longgar, harga emas dapat terus meningkat.
Namun, sejumlah analis mengingatkan bahwa setelah mencapai level tertinggi baru, pasar dapat memasuki fase volatilitas tinggi, dengan risiko koreksi dan fluktuasi jangka pendek. Investor sebaiknya memantau faktor-faktor berikut secara cermat:
Investor individu sebaiknya tidak mengalokasikan seluruh modal ke pasar emas. Alokasi sekitar 5–10% dari total portofolio ke emas direkomendasikan untuk diversifikasi risiko.
Perdagangan emas spot, kontrak berjangka, dan ETF masing-masing memiliki biaya dan fee yang berbeda. Investor perlu mempertimbangkan seluruh biaya ini sebelum mengambil keputusan.
Trading jangka pendek di tengah harga tinggi membutuhkan kehati-hatian. Penetapan level stop-loss dan take-profit dapat membantu menghindari kerugian akibat pergerakan pasar yang tiba-tiba.
Bagi investor yang berorientasi jangka panjang, strategi investasi rutin dengan nominal tetap pada produk emas dapat membantu meratakan biaya dan mengurangi risiko volatilitas pasar.
Kenaikan harga emas ke rekor tertinggi merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling berkonvergensi. Secara historis, emas selalu menjadi pilihan utama di tengah ketidakpastian dan ekspektasi pelonggaran moneter. Bagi investor, memahami faktor fundamental dan risiko pasar emas sangat penting untuk memaksimalkan peluang di aset logam mulia.





