
Descending wedge merupakan pola grafik yang muncul saat tren turun, di mana rentang harga semakin menyempit seiring dua garis tren menurun yang saling mendekat. Mayoritas trader menganggap formasi ini sebagai sinyal potensi breakout ke atas dan pembalikan tren, meskipun tidak ada jaminan hasil tersebut akan terjadi.
Grafik candlestick secara visual menunjukkan harga pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan dalam periode waktu tertentu. Trendline adalah garis lurus yang menghubungkan beberapa titik tertinggi atau terendah untuk menganalisis arah serta kemiringan pergerakan harga. Descending wedge biasanya dibentuk oleh garis tren bawah yang menghubungkan titik terendah terbaru dan garis tren atas yang menghubungkan titik tertinggi terbaru. Kedua garis ini menurun dan perlahan saling mendekat.
Prinsip utama descending wedge adalah “melemahnya momentum penurunan”. Penjual tetap menekan harga turun, namun setiap level terendah berikutnya menjadi semakin dangkal, menandakan tekanan jual yang mulai berkurang. Di saat yang sama, pembeli masuk pada harga yang lebih tinggi, sehingga rentang harga semakin menyempit.
Penyempitan ini sering kali menjadi sinyal pergeseran kekuatan pasar. Ketika pembeli cukup kuat untuk menembus garis tren atas, breakout ke atas dapat terjadi. Jika breakout tersebut didukung lonjakan volume perdagangan yang signifikan, biasanya dianggap sebagai konfirmasi yang lebih valid. Namun, analisis volume harus selalu dikombinasikan dengan backtesting dan manajemen risiko.
Tujuan utamanya adalah menemukan dua garis tren menurun yang saling mendekat, dengan harga berkali-kali menguji batas-batas tersebut tanpa melakukan breakout.
Selama pembentukan pola, volume perdagangan umumnya menyusut, menandakan partisipasi pasar yang berkurang dan ketidakpastian yang meningkat. Jika terjadi breakout ke atas, lonjakan volume yang signifikan biasanya digunakan sebagai konfirmasi tambahan.
Backtest terjadi ketika harga menguji ulang garis tren yang sudah ditembus dari atas setelah breakout. Jika volume tetap stabil dan harga bertahan di atas garis tren atas saat retest, hal ini sering dianggap sebagai konfirmasi sekunder atas breakout. False breakout terjadi ketika harga sempat menembus garis tren, namun dengan cepat kembali ke dalam pola, biasanya disertai volume lemah atau kondisi pasar yang kurang mendukung.
Per Desember 2025, platform trading terkemuka seperti Gate menyediakan bar volume dan alat rata-rata volume untuk membantu trader menilai apakah volume mendukung potensi breakout.
Strategi yang umum digunakan adalah menunggu breakout ke atas yang terkonfirmasi sebelum masuk, serta menetapkan order stop-loss dan take-profit untuk mengelola risiko dan potensi keuntungan.
Alat charting dan trading Gate memudahkan penerapan langkah identifikasi dan penempatan order secara praktis.
Disclaimer Risiko: Pasar kripto sangat volatil; tidak ada pola yang menjamin hasil. Selalu kelola ukuran posisi dan leverage dengan disiplin.
Descending wedge merupakan kebalikan dari ascending wedge. Ascending wedge terdiri dari dua garis menanjak yang saling mendekat dan sering menjadi sinyal potensi breakout ke bawah atau pembalikan tren di puncak pasar.
Descending wedge berbeda dengan descending channel karena batas channel hampir sejajar dengan volatilitas yang stabil, sedangkan garis wedge saling mendekat seiring kontraksi volatilitas—memberikan makna struktural yang berbeda.
Jika dibandingkan dengan triangle, wedge memiliki dua batas yang sama-sama menurun dan saling mendekat, sedangkan triangle umumnya memiliki minimal satu batas horizontal atau miring ke arah sebaliknya.
Risiko utama meliputi salah mengidentifikasi pergerakan harga dalam rentang sebagai descending wedge, serta mengejar breakout tanpa dukungan volume yang cukup atau di bawah kondisi pasar yang lemah.
Descending wedge paling efektif diamati pada pasangan dengan likuiditas dan transparansi tinggi—aset utama seperti BTC dan ETH pada grafik 4 jam atau harian populer untuk mendeteksi pola yang valid.
Formasi ini dapat muncul pada timeframe rendah (5 menit, 15 menit), namun cenderung lebih bising dan sering terjadi fake breakout—memerlukan kontrol risiko yang lebih ketat dan eksekusi lebih cepat.
Pada token baru yang sangat volatil atau pasangan tidak likuid, descending wedge kurang dapat diandalkan; slippage dan berita tak terduga dapat dengan cepat membatalkan setup.
Descending wedge menggambarkan penyempitan volatilitas selama tren turun—breakout ke atas secara statistik signifikan namun tidak pasti. Gunakan grafik candlestick dan trendline untuk mengonfirmasi konvergensi; validasi entry dengan lonjakan volume dan retest, serta manajemen entry, stop-loss, dan take-profit yang disiplin. Alat charting dan order Gate mendukung workflow ini (“draw-alert-execute-record”) untuk evaluasi dan peningkatan berkelanjutan. Tidak ada satu pola pun yang menggantikan manajemen risiko yang baik—selalu sesuaikan trading dengan tujuan portofolio dan gunakan leverage secara bijak; jangan menganggap pola apa pun sebagai jaminan mutlak.
Biasanya, jika harga menembus ke bawah dari descending wedge, pergerakannya setara atau bahkan melebihi tinggi wedge (jarak antara titik tertinggi dan terendah). Hal ini terjadi karena tekanan yang terakumulasi dalam pola dilepaskan saat breakdown. Penurunan aktual sangat bergantung pada kekuatan konfirmasi volume dan tren pasar secara keseluruhan—semakin kuat volume dan momentum bearish, semakin besar penurunan harga.
Sinyal utama antara lain: kekuatan rebound dari support yang melemah; kegagalan berulang menembus resistance di garis tren atas; volume perdagangan yang terus menyusut hingga tiba-tiba melonjak; candlestick membentuk beberapa ekor bawah di support wedge. Jika sinyal-sinyal ini muncul bersamaan, peluang breakdown meningkat signifikan.
Evaluasi entry Anda: jika membeli di tengah atau atas wedge, tempatkan stop-loss sebelum konfirmasi breakdown (biasanya dekat resistance). Jika pola belum break, Anda dapat mempertimbangkan averaging down dengan sangat hati-hati—namun batasi eksposur risiko secara ketat. Jangan menambah posisi secara sembarangan; selalu tunggu sinyal jelas dari volume atau indikator lain sebelum mengambil tindakan.
Sangat berpengaruh. Descending wedge 1 menit umumnya hanya mencerminkan noise jangka pendek tanpa nilai prediktif; wedge 1 jam atau 4 jam lebih cocok untuk trading intraday atau jangka pendek; timeframe harian atau lebih tinggi memberikan sinyal pembalikan yang lebih valid. Gunakan analisis multi-timeframe untuk konfirmasi—wedge harian yang dikonfirmasi breakout pada grafik 4 jam memperkuat keyakinan trading.
Hal ini menandakan perubahan besar pada sentimen pasar—tekanan jual telah mereda atau pembeli masuk dengan kekuatan besar. Penyebabnya bisa berupa berita positif, stop-loss cascade yang memicu pembalikan, atau tren turun sebelumnya sudah tidak relevan. Segera sesuaikan strategi Anda; jangan bertahan pada posisi lama jika ada sinyal pasar baru—akui perubahan dan lakukan penyesuaian yang diperlukan.


