
Slippage control adalah strategi untuk meminimalkan perbedaan antara harga yang Anda lihat saat memasang order dan harga eksekusi aktual.
Slippage merupakan selisih antara harga yang Anda inginkan saat mengajukan order dan harga akhir saat order terisi. Perbedaan ini umumnya dipicu oleh volatilitas pasar dan kurangnya likuiditas pada pasangan trading. Slippage control dilakukan dengan memanfaatkan tipe order dan pengaturan parameter yang optimal untuk memperkecil selisih tersebut.
Pada bursa terpusat (CEX), slippage dapat dikendalikan dengan limit order atau membagi transaksi besar menjadi beberapa bagian kecil. Sementara di bursa terdesentralisasi (DEX), Anda dapat menetapkan “slippage tolerance”—jika harga eksekusi melampaui ambang batas yang Anda tentukan, transaksi akan otomatis dibatalkan.
Slippage berdampak langsung pada biaya riil dan profitabilitas strategi trading Anda.
Banyak trader hanya memperhatikan biaya trading dan mengabaikan slippage. Untuk aset sangat volatil atau dengan kedalaman pasar rendah, slippage sering kali melampaui biaya transaksi. Contohnya, membeli token kapitalisasi kecil di harga pasar dapat menambah beberapa persen pada biaya akibat slippage.
Slippage juga meningkatkan risiko trading leverage. Di pasar sangat volatil, deviasi harga berlebih dapat memicu likuidasi yang tidak perlu. Mengelola slippage membantu mencegah hal tersebut.
Trader arbitrase dan grid strategy sangat sensitif terhadap slippage. Jika perbedaan harga antar platform atau pool tergerus oleh slippage, strategi menjadi tidak efektif.
Kunci utama adalah menyesuaikan ukuran order Anda dengan kedalaman pasar agar dampak harga minimal.
Pertama, pilih tipe order yang sesuai. Limit order mengunci harga terburuk yang dapat diterima; jika syarat tidak terpenuhi, order tidak tereksekusi—ideal untuk mengontrol slippage, namun peluang bisa terlewat. Market order mengutamakan eksekusi instan sehingga slippage sangat tergantung pada likuiditas.
Kedua, pahami “likuiditas”—jumlah aset yang tersedia untuk eksekusi instan di harga sekitar pasar. Semakin dalam pasar, semakin kecil dampak harga dari transaksi Anda, sehingga slippage lebih rendah.
Ketiga, dalam model DEX AMM (Automated Market Maker), harga ditentukan oleh rasio dua aset dalam pool. Transaksi besar dapat mengubah rasio ini secara signifikan sehingga slippage meningkat. Menetapkan slippage tolerance atau memilih pool yang lebih stabil (misal pool stablecoin) dapat membantu mengurangi risiko ini.
Keempat, routing dan pembagian order juga penting. Aggregator membagi order ke beberapa pool atau chain dengan jalur likuiditas lebih dalam untuk menurunkan dampak harga secara keseluruhan.
Slippage control paling menonjol saat pemasangan order dan penukaran token di platform CEX dan DEX.
Di trading spot Gate, penggunaan limit order memastikan Anda tidak membeli di atas harga yang Anda tetapkan atau menjual di bawahnya; membagi order besar membantu mengurangi dampak pasar dan slippage.
Melalui fitur quick swap atau aggregation routing Gate, antarmuka umumnya memungkinkan Anda mengatur “slippage tolerance” (misal 0,5%, 1%). Jika harga eksekusi melebihi ambang toleransi, sistem secara otomatis membatalkan atau membalik transaksi untuk melindungi Anda dari volatilitas abnormal.
Pada DEX seperti Uniswap atau pool stablecoin, swap aset serupa (misal USDT⇄USDC) biasanya menghasilkan slippage sangat rendah karena pool ini dirancang untuk fluktuasi harga minimal. Sebaliknya, token long-tail dengan likuiditas tipis lebih rentan terhadap slippage tinggi pada pool standar saat transaksi besar.
Untuk trading kontrak, beberapa platform menyediakan parameter “price protection” atau “max deviation” pada market order guna membatasi harga eksekusi terburuk dan mencegah slippage berlebih saat pasar bergerak ekstrem.
Persiapan sangat penting—ikuti langkah berikut sebelum mengajukan order.
Langkah 1: Tinjau kedalaman pasar dan volume trading. Pilih pasangan dan waktu trading dengan order book padat dan aktivitas tinggi untuk slippage rendah. Depth chart Gate menampilkan kuantitas di setiap level harga.
Langkah 2: Prioritaskan limit order. Tentukan harga terburuk yang dapat diterima; eksekusi bertahap lebih baik daripada terkena fluktuasi harga tajam.
Langkah 3: Atur slippage tolerance secara rasional di DEX. Untuk koin utama atau stablecoin, toleransi 0,1%–0,5% lazim; untuk aset long-tail atau saat volatilitas ekstrim, toleransi dapat ditingkatkan—namun semakin tinggi toleransi, semakin besar risiko harga tidak menguntungkan.
Langkah 4: Bagi order besar menjadi beberapa transaksi kecil. Memecah transaksi besar mencegah dampak harga mendadak. Anda dapat memakai strategi Time-Weighted Average Price (TWAP) untuk eksekusi bertahap pada interval tetap.
Langkah 5: Pilih jalur dan pool yang stabil. Untuk swap stablecoin, gunakan pool khusus stable; saat menukar antar jenis aset, biarkan aggregator memilih jalur likuiditas terdalam atau bandingkan estimasi slippage antar pool secara manual.
Langkah 6: Hindari trading saat volatilitas tinggi. Peristiwa besar pasar atau pengumuman on-chain sering memicu volatilitas dan slippage—jadwalkan trading di periode yang lebih tenang.
Langkah 7: Sisakan margin keamanan untuk posisi leverage. Tingkatkan rasio margin dan atur parameter price protection untuk mengurangi risiko likuidasi paksa akibat slippage berlebihan.
Tahun ini, kedalaman pasar dan optimasi routing semakin baik sehingga slippage untuk pasangan trading utama makin menurun.
Data Q3 2025 menunjukkan bursa terpusat utama meningkatkan kedalaman order book BTC-USDT dalam rentang $10.000 dari harga teratas sekitar 10%–20% year-on-year (sumber: laporan struktur pasar Kaiko triwulanan). Peningkatan kedalaman “near-book” ini secara langsung menurunkan rata-rata slippage market order.
Dalam enam bulan terakhir, volume trading Ethereum Layer 2 terus meningkat; median slippage swap stablecoin di stable pool tetap di 0,01%–0,05% (sumber: Dune stable pool summary dashboard, Q2–Q3 2025), sangat menguntungkan untuk swap kecil.
Sepanjang 2024, pada Uniswap v3 trading ETH-USDC berukuran rata-rata, median slippage sekitar 0,06%–0,12%, sedangkan aset long-tail di pool standar sering melebihi 1% (sumber: statistik dan riset aggregator AMM multi-chain). Inilah sebabnya pembagian order dan penggunaan harga limit sangat penting untuk token long-tail.
Selain itu, aggregator kini menerapkan routing lebih cerdas untuk membagi order ke beberapa pool demi dampak harga yang lebih rendah; beberapa wallet dan alat pre-trade check kini memberikan peringatan jika estimasi slippage terlalu tinggi—solusi ini semakin luas diadopsi tahun ini.
Limit order hanya salah satu alat dalam manajemen slippage.
Slippage control meliputi strategi lebih luas: memilih pasangan trading dengan kedalaman optimal, membagi order, mengatur slippage tolerance dan price protection, menggunakan stable pool, serta mengoptimalkan routing. Limit order hanya berfokus pada “tidak melebihi atau di bawah harga tertentu”, namun bisa saja tidak terisi atau eksekusinya lambat.
Di platform CEX, limit order mengunci harga namun mengorbankan kecepatan; di DEX, slippage tolerance memastikan transaksi tidak terisi di harga yang tidak wajar—tapi jika ditetapkan terlalu tinggi, batasan menjadi longgar. Anda bisa menggabungkan keduanya: bagi transaksi besar dengan limit, gunakan toleransi wajar untuk transaksi kecil yang membutuhkan eksekusi cepat.
Dampaknya tergantung pada likuiditas pasar dan ukuran order. Transaksi kecil pada pasangan likuid bisa mengalami slippage di bawah 0,1%, sedangkan transaksi besar atau token tidak likuid dapat menimbulkan slippage 1–5% atau lebih. Sebelum trading di Gate, periksa live depth chart untuk memperkirakan slippage sesuai toleransi risiko Anda.
Slippage tolerance harus menyeimbangkan peluang order terisi dengan kontrol biaya. Rekomendasi umum: pasangan stablecoin di 0,1–0,5%, koin utama di 0,5–1%, koin kapitalisasi kecil di 1–3%. Uji dengan nominal kecil terlebih dahulu; sesuaikan setelah mengamati data slippage aktual agar tidak sering gagal akibat pengaturan terlalu rendah atau rugi karena toleransi terlalu tinggi.
Slippage meningkat tajam saat terjadi pergerakan pasar ekstrem. Lonjakan atau penurunan harga cepat membanjiri pasar dengan order dan menyebabkan perubahan harga mendadak—harga eksekusi Anda bisa jauh dari ekspektasi. Dalam situasi seperti ini, pertimbangkan untuk menunda trading atau menggunakan limit order ketimbang market order; ini membantu mengendalikan risiko dan biaya secara efektif.
Market order tereksekusi cepat namun lebih rentan slippage; limit order mengunci harga namun bisa saja tidak tereksekusi. Rekomendasi: Untuk aset likuid dan kebutuhan eksekusi cepat, gunakan market order dengan slippage tolerance yang wajar; untuk strategi sabar dan target harga spesifik, gunakan limit order. Gate mendukung keduanya—kombinasikan secara fleksibel sesuai kondisi pasar.
Slippage berubah tergantung partisipasi pasar. Pada jam sibuk (seperti pembukaan pasar AS/EU), likuiditas tinggi dan slippage rendah; di luar jam sibuk, partisipan lebih sedikit sehingga slippage meningkat. Rilis berita besar atau pergerakan harga tajam juga dapat meningkatkan slippage sementara. Trading di periode aktif efektif untuk menekan biaya.


