Baru-baru ini, dunia cryptocurrency kembali memicu perdebatan tentang sebuah grafik antik dari abad ke-19—yang diklaim dapat memprediksi krisis ekonomi. Barang ini disebut “Ramalan Benner”, yang dibuat oleh petani Ohio, Samuel Benner pada tahun 1875, dan kemudian diperbaiki dan disebarkan oleh George Titch.
Grafik membagi tahun sejarah menjadi tiga kategori:
Tahun Panik (Panic Years)
Tahun krisis pasar saham. Prediksi termasuk 1927, 1945, 1965, 1981, 1999, 2019, 2035, 2053 dan sebagainya. Tahun-tahun ini investor harus angkat kaki.
Tahun Kemakmuran (Prosperity Years)
1926, 1935, 1946… hingga 2053. Tahun-tahun ini harga saham tinggi, cocok untuk dijual.
Masa Sulit (Hard Times)
1924, 1931, 1942… termasuk tahun 2023. Tahun-tahun ini harga saham murah, saatnya untuk membeli.
Kedengarannya sempurna, tetapi masalah besar
Teori siklus ini didasarkan pada satu asumsi: sejarah akan terulang secara teratur. Apakah logika tahun 1875 masih dapat diterapkan 150 tahun kemudian?
Melihat data sudah gagal:
Krisis keuangan 2008? Tidak ada tanda di tabel.
Penurunan tajam akibat pandemi 2020? Juga tidak ada dalam daftar
Memang ada penyesuaian di tahun 2023, tetapi jika BTC naik ke titik tertinggi sejarah di tahun 2024, itu bertentangan sepenuhnya dengan definisi “tahun yang sulit”.
Para ekonom sudah lama mengatakan bahwa pasar dipengaruhi oleh terlalu banyak faktor—perubahan kebijakan, konflik geopolitik, revolusi teknologi, dan kejadian mendadak. Bahkan model AI yang paling kompleks pun tidak dapat memprediksi pergerakan pasar jangka pendek, apalagi analisis manual yang dilakukan 150 tahun yang lalu.
Mengapa masih ada orang yang percaya
Otak manusia secara alami suka mencari pola, terutama pola untuk menghasilkan uang. Grafik kuno ini memberi investor rasa aman yang salah: “Selama saya mengikuti siklus ini, saya bisa menghasilkan uang.”
Namun kenyataannya, orang-orang yang beroperasi sesuai tabel ini, sebagian besar waktu akan dipotong oleh pasar.
Sikap yang Benar
Grafik antik dapat dilihat sebagai kisah sejarah, tetapi jangan sekali-kali menganggapnya sebagai panduan operasional. Strategi investasi yang sebenarnya seharusnya adalah:
Memegang posisi jangka panjang + Investasi berkala (strategi DCA)
Diversifikasi risiko, tidak menekan satu aset tunggal
Memperhatikan data on-chain, kebijakan makro, bukan ramalan siklus yang misterius
BTC turun dari 101k menjadi 97k, bukan karena ramalan dari sebuah tabel 150 tahun yang lalu, tetapi karena pasar sedang mencerna faktor-faktor nyata seperti suku bunga FED dan imbal hasil obligasi AS.
Kesimpulan: Sejarah memiliki nilai referensi, tetapi pasar selalu berinovasi. Mereka yang mencoba menyesuaikan ritme pasar dengan grafik kuno biasanya adalah yang paling cepat mati.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
"Tabel Siklus Mendapatkan Uang" yang muncul 150 tahun yang lalu menjadi terkenal, tetapi semua yang mempercayainya telah kehilangan uang.
Apa sebenarnya ini
Baru-baru ini, dunia cryptocurrency kembali memicu perdebatan tentang sebuah grafik antik dari abad ke-19—yang diklaim dapat memprediksi krisis ekonomi. Barang ini disebut “Ramalan Benner”, yang dibuat oleh petani Ohio, Samuel Benner pada tahun 1875, dan kemudian diperbaiki dan disebarkan oleh George Titch.
Grafik membagi tahun sejarah menjadi tiga kategori:
Tahun Panik (Panic Years) Tahun krisis pasar saham. Prediksi termasuk 1927, 1945, 1965, 1981, 1999, 2019, 2035, 2053 dan sebagainya. Tahun-tahun ini investor harus angkat kaki.
Tahun Kemakmuran (Prosperity Years) 1926, 1935, 1946… hingga 2053. Tahun-tahun ini harga saham tinggi, cocok untuk dijual.
Masa Sulit (Hard Times) 1924, 1931, 1942… termasuk tahun 2023. Tahun-tahun ini harga saham murah, saatnya untuk membeli.
Kedengarannya sempurna, tetapi masalah besar
Teori siklus ini didasarkan pada satu asumsi: sejarah akan terulang secara teratur. Apakah logika tahun 1875 masih dapat diterapkan 150 tahun kemudian?
Melihat data sudah gagal:
Para ekonom sudah lama mengatakan bahwa pasar dipengaruhi oleh terlalu banyak faktor—perubahan kebijakan, konflik geopolitik, revolusi teknologi, dan kejadian mendadak. Bahkan model AI yang paling kompleks pun tidak dapat memprediksi pergerakan pasar jangka pendek, apalagi analisis manual yang dilakukan 150 tahun yang lalu.
Mengapa masih ada orang yang percaya
Otak manusia secara alami suka mencari pola, terutama pola untuk menghasilkan uang. Grafik kuno ini memberi investor rasa aman yang salah: “Selama saya mengikuti siklus ini, saya bisa menghasilkan uang.”
Namun kenyataannya, orang-orang yang beroperasi sesuai tabel ini, sebagian besar waktu akan dipotong oleh pasar.
Sikap yang Benar
Grafik antik dapat dilihat sebagai kisah sejarah, tetapi jangan sekali-kali menganggapnya sebagai panduan operasional. Strategi investasi yang sebenarnya seharusnya adalah:
BTC turun dari 101k menjadi 97k, bukan karena ramalan dari sebuah tabel 150 tahun yang lalu, tetapi karena pasar sedang mencerna faktor-faktor nyata seperti suku bunga FED dan imbal hasil obligasi AS.
Kesimpulan: Sejarah memiliki nilai referensi, tetapi pasar selalu berinovasi. Mereka yang mencoba menyesuaikan ritme pasar dengan grafik kuno biasanya adalah yang paling cepat mati.