Stablecoin Algoritmik di 2025: Kebangkitan atau Ilusi?

Setelah bencana Terra/UST tiga tahun yang lalu, stablecoin algoritmik kembali muncul dalam percakapan. Apa yang berubah? Apakah kali ini benar-benar berbeda atau kita menunggu siklus hype dan kehancuran lainnya?

Masalah Lama Masih Sama

Stablecoin algoritmik menjanjikan apa yang terdengar terlalu indah untuk menjadi kenyataan: mempertahankan nilai 1 dolar tanpa memiliki dolar nyata sebagai cadangan. Sebagai gantinya, mereka menggunakan algoritma dan kontrak pintar yang secara otomatis menyesuaikan penawaran sesuai permintaan. Jika naik menjadi 1,05, mereka menerbitkan token baru. Jika turun menjadi 0,95, mereka menariknya.

Teoretis = elegan. Praktis = bencana.

Terra/UST adalah kasus yang paling menonjol. Mekanismenya didasarkan pada “efek domino”: ketika para investor kehilangan kepercayaan pada sistem, semua ingin keluar sekaligus. LUNA runtuh, UST hancur, dan 40 miliar dolar nilai hilang. Titik lemah terungkap: stablecoin ini tergantung 100% pada kepercayaan kolektif. Tanpanya, algoritma tidak dapat berbuat apa-apa.

Kegagalan lain yang terlupakan (Basis, Empty Set Dollar) mengonfirmasi pola: tanpa perlindungan nyata, sistem runtuh di bawah tekanan.

Apa yang Dipelajari Proyek-Proyek Baru?

Tim di balik upaya baru menjadi lebih realistis. Perubahan utama:

1. Model Hibrida dengan Dukungan Nyata Mereka tidak hanya bergantung pada algoritma lagi. Sekarang mereka memasukkan cadangan parsial dalam aset nyata (dolar, obligasi). Algoritma tetap menjadi tulang punggung, tetapi ada bantal keamanan.

2. Transparansi Radikal Kontrak pintar yang diaudit secara publik, dasbor waktu nyata, dokumentasi risiko yang terbuka. Tidak ada kotak hitam seperti sebelumnya.

3. Mekanisme Sofistikasi Selain menerbitkan/membakar token, mereka menggunakan lelang, derivatif on-chain, penerbitan utang internal. Alat yang lebih kompleks = lebih banyak opsi untuk menstabilkan.

Proyek yang Layak Diamati

Frax adalah kasus paling sukses hingga saat ini. Menggabungkan cadangan nyata dengan komponen algoritmik, telah melewati beberapa siklus pasar tanpa runtuh dan mempertahankan transparansi yang jelas.

Ethena (USDe) baru-baru ini hadir dengan pendekatan yang berbeda: menggunakan lindung nilai dan derivatif terdesentralisasi alih-alih hanya mekanisme pembakaran/penerbitan. Ide ini adalah untuk melindungi dari guncangan pasar tanpa bergantung pada likuidasi tradisional.

Gyroscope (GYD) masih dalam tahap awal tetapi menjanjikan penyesuaian dinamis antara kolam terdesentralisasi dan parameter tata kelola.

Peringatan jelas: proyek-proyek ini masih bersifat eksperimental. Menunjukkan kinerja baik di pasar bullish tidak berarti bahwa mereka akan bertahan di crash berikutnya.

Apakah Hal-Hal Ini Memiliki Masa Depan?

Jawabannya adalah: tergantung.

Daya tarik tetap nyata: desentralisasi total tanpa perantara. Di dunia regulasi yang semakin ketat mengenai stablecoin terpusat (USDT, USDC), proyek-proyek yang beroperasi tanpa entitas pusat semakin mendapatkan relevansi.

Tetapi keberlanjutan membutuhkan lebih dari sekadar algoritma yang baik. Mereka membutuhkan:

• Likuiditas mendalam di berbagai pasar
• Kasus penggunaan nyata (bukan hanya spekulasi)
• Uji ketahanan dalam krisis likuiditas ekstrem
• Komunikasi yang jujur tentang risiko

Putusan

Pada tahun 2025, stablecoin algoritmik mengalami momen evaluasi ulang yang sah. Ini bukan hype buta seperti pada siklus sebelumnya. Tim-tim telah belajar, lebih berhati-hati, lebih transparan.

Tapi tetap merupakan taruhan. Potensi tinggi, tetapi memerlukan penelitian serius, diversifikasi, dan memperhatikan sinyal peringatan dini.

Jika mereka dapat mempertahankan janji stabilitas tanpa sentralisasi, mereka bisa menjadi kunci dalam DeFi. Untuk saat ini: mari kita tunggu dan lihat.