Ketika mendengar “1929”, kemungkinan besar Anda akan memikirkan kepanikan, kebangkrutan, dan orang melompat dari gedung. Tetapi yang menarik bukan hanya apa yang terjadi, melainkan mengapa hal itu terjadi — dan bagaimana kesalahan masa lalu masih mempengaruhi kita hari ini.
Efek domino yang tidak diduga siapa pun
Semua dimulai dengan sesuatu yang sederhana: spekulasi yang tidak terkendali. Pada tahun 20-an, pasar saham Amerika Serikat adalah crypto zaman itu — harga naik tanpa dasar yang nyata, investor dengan uang pinjaman FOMO-ing habis-habisan. “Selasa Hitam” Oktober 1929 adalah saat musik berhenti.
Tapi di sini yang penting: pasar saham hanyalah domino pertama. Yang terburuk datang kemudian.
Bank-bank gagal (tanpa regulasi)
Bayangkan ini: Anda kehilangan tabungan di pasar saham, lari ke bank untuk menarik sisa uang Anda, tetapi ternyata bank sudah bangkrut. Tidak ada FDIC (jaminan simpanan), tidak ada regulasi. Ketika sebuah bank runtuh, nasabah kehilangan semuanya. Penarikan besar-besaran dari bank secara beruntun menguras seluruh ekonomi.
Tanpa kredit yang tersedia, perusahaan tidak bisa beroperasi. Tanpa operasi, pekerja kehilangan pekerjaan. Pengangguran mencapai 25% di beberapa negara.
Kesalahan proteksionis yang memperburuk semuanya
Amerika Serikat mencoba “melindungi” industrinya dengan tarif (Smoot-Hawley, 1930). Hasilnya: balasan perdagangan global. Perdagangan internasional runtuh. Ekonomi Eropa, yang masih melemah akibat Perang Dunia I, masuk ke dalam spiral.
Pelajaran: ketika sesuatu runtuh, menutup pasar bukan solusi, melainkan mempercepat kerusakan.
Bagaimana mereka keluar dari lubang
Bukan hanya satu solusi. Tapi kombinasi dari:
New Deal (FDR di AS): pekerjaan publik, regulasi bank, jaringan pengaman sosial
Perang Dunia II: produksi massal = lapangan pekerjaan massal
Singkatnya: intervensi pemerintah yang tegas + konteks eksternal = jalan keluar.
Dan hari ini?
Pembuat kebijakan tahun 2008 mempelajari 1929 dan bertindak cepat (TARP, QE, regulasi). Itulah sebabnya krisis 2008 disebut krisis, bukan depresi.
Namun warisan dari 1929 tetap ada: ketidakpercayaan terhadap pasar tanpa regulasi, ketakutan terhadap kepanikan sistemik, kebutuhan akan “circuit breakers”. Itulah mengapa hari ini pemerintah mengatur aset digital — karena mereka tahu bagaimana masalah bisa membesar tanpa pengawasan.
Depresi Besar bukanlah sesuatu yang tak terelakkan. Itu adalah konsekuensi dari spekulasi tanpa batas + sistem tanpa perlindungan. Ganti “aksi” dengan “memecoin” di 2024, dan bahaya yang sama tetap ada.
Pelajaran moral: Pasar bisa menjadi sumber kekayaan yang kuat. Tapi tanpa regulasi yang cerdas, pasar bisa menjadi senjata penghancur massal.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Depresi Besar: Mengapa Penting untuk Memahami Krisis Saat Ini?
Ketika mendengar “1929”, kemungkinan besar Anda akan memikirkan kepanikan, kebangkrutan, dan orang melompat dari gedung. Tetapi yang menarik bukan hanya apa yang terjadi, melainkan mengapa hal itu terjadi — dan bagaimana kesalahan masa lalu masih mempengaruhi kita hari ini.
Efek domino yang tidak diduga siapa pun
Semua dimulai dengan sesuatu yang sederhana: spekulasi yang tidak terkendali. Pada tahun 20-an, pasar saham Amerika Serikat adalah crypto zaman itu — harga naik tanpa dasar yang nyata, investor dengan uang pinjaman FOMO-ing habis-habisan. “Selasa Hitam” Oktober 1929 adalah saat musik berhenti.
Tapi di sini yang penting: pasar saham hanyalah domino pertama. Yang terburuk datang kemudian.
Bank-bank gagal (tanpa regulasi)
Bayangkan ini: Anda kehilangan tabungan di pasar saham, lari ke bank untuk menarik sisa uang Anda, tetapi ternyata bank sudah bangkrut. Tidak ada FDIC (jaminan simpanan), tidak ada regulasi. Ketika sebuah bank runtuh, nasabah kehilangan semuanya. Penarikan besar-besaran dari bank secara beruntun menguras seluruh ekonomi.
Tanpa kredit yang tersedia, perusahaan tidak bisa beroperasi. Tanpa operasi, pekerja kehilangan pekerjaan. Pengangguran mencapai 25% di beberapa negara.
Kesalahan proteksionis yang memperburuk semuanya
Amerika Serikat mencoba “melindungi” industrinya dengan tarif (Smoot-Hawley, 1930). Hasilnya: balasan perdagangan global. Perdagangan internasional runtuh. Ekonomi Eropa, yang masih melemah akibat Perang Dunia I, masuk ke dalam spiral.
Pelajaran: ketika sesuatu runtuh, menutup pasar bukan solusi, melainkan mempercepat kerusakan.
Bagaimana mereka keluar dari lubang
Bukan hanya satu solusi. Tapi kombinasi dari:
Singkatnya: intervensi pemerintah yang tegas + konteks eksternal = jalan keluar.
Dan hari ini?
Pembuat kebijakan tahun 2008 mempelajari 1929 dan bertindak cepat (TARP, QE, regulasi). Itulah sebabnya krisis 2008 disebut krisis, bukan depresi.
Namun warisan dari 1929 tetap ada: ketidakpercayaan terhadap pasar tanpa regulasi, ketakutan terhadap kepanikan sistemik, kebutuhan akan “circuit breakers”. Itulah mengapa hari ini pemerintah mengatur aset digital — karena mereka tahu bagaimana masalah bisa membesar tanpa pengawasan.
Depresi Besar bukanlah sesuatu yang tak terelakkan. Itu adalah konsekuensi dari spekulasi tanpa batas + sistem tanpa perlindungan. Ganti “aksi” dengan “memecoin” di 2024, dan bahaya yang sama tetap ada.
Pelajaran moral: Pasar bisa menjadi sumber kekayaan yang kuat. Tapi tanpa regulasi yang cerdas, pasar bisa menjadi senjata penghancur massal.