Belakangan ini komunitas kembali membahas Plasma. Sejujurnya, banyak teman yang baru bergabung tahun ini mungkin merasa bingung—karena istilah ini terdengar cukup asing, padahal sebenarnya Plasma adalah salah satu solusi lama untuk skalabilitas Ethereum Layer 2. Meski saat ini sedang ramai dibicarakan oleh Rollup seperti Arbitrum dan Optimism, untuk benar-benar memahami perkembangan L2, nama Plasma tidak bisa diabaikan. Bahkan bisa dikatakan: jika dulu Plasma tidak membuka jalan, mungkin ekosistem L2 saat ini tidak akan semeriah ini.

Mari kita uraikan inti logika Plasma: masalah utama Ethereum mainnet adalah lambat, mahal, dan sering macet, karena semua transaksi diproses di satu rantai utama. Solusinya? Mengalihkan sejumlah besar transaksi ke side chain di luar mainnet, lalu setelah selesai, hanya mengirimkan status akhir ke mainnet. Mainnet hanya perlu memverifikasi hasil akhir, tanpa harus memproses setiap transaksi secara detail, sehingga beban berkurang; sementara side chain tidak terbatas oleh performa mainnet, dan throughput-nya bisa sangat tinggi. Kedengarannya seperti memasang turbocharger pada Ethereum.

Mungkin ada yang penasaran: jika Plasma begitu efektif, mengapa sekarang tidak banyak digunakan? Bukan karena tidak mampu, tapi karena jalur teknologi ini berkembang dengan cepat. Saat ini, solusi Rollup seperti Arbitrum, Optimism, dan Base, meskipun berbeda dalam implementasi, secara dasar tetap mengikuti prinsip yang sama.