# Dolar Merosot Akibat Kejutan Pasar Kerja, Spekulasi Pemotongan Suku Bunga Fed Meningkat

Indeks dolar (DXY) turun 0,49% Kamis setelah kejutan di pasar tenaga kerja: perusahaan AS mem-PHK 153.074 pekerjaan di bulan Oktober, mencatat lonjakan mengesankan sebesar 175% dari tahun ke tahun—terburuk dalam 22 tahun terakhir. Dengan PHK sepanjang tahun mencapai lebih dari 1 juta (rekor pasca-pandemi), pasar kini memperhitungkan peluang 70% untuk pemotongan suku bunga Fed sebesar 25 basis poin pada 9-10 Desember.

Kisah penutupan ini terus memberi tekanan pada dolar. Penutupan yang lebih lama berisiko menyebabkan kerusakan ekonomi yang lebih dalam, kemungkinan memaksa Fed untuk melakukan lebih banyak pemotongan.

**Plot Twist**: Presiden Fed Chicago Goolsbee dan Beth Hammack dari Cleveland memberikan hambatan terhadap narasi pemotongan suku bunga, keduanya menunjukkan sikap hati-hati. Hammack mengatakan, "Saya tetap khawatir tentang inflasi yang tinggi." Sikap hawkish mereka memberikan dukungan tertentu pada dolar, dan pelemahan pasar saham meningkatkan permintaan dolar sebagai aset aman, mencegah kerugian yang lebih besar.

**Moment Euro**: EUR/USD naik 0,49% saat dolar melemah. Wakil Presiden ECB Guindos menyampaikan nada optimistis tentang pertumbuhan Zona Euro, menyoroti ketahanan ekonomi. Namun, penjualan ritel zona euro secara mengejutkan turun -0,1% bulan-ke-bulan, dan produksi industri Jerman melemah di angka +1,3% bulan-ke-bulan (dibandingkan dengan +3,0% yang diperkirakan). Meski demikian, divergensi kebijakan bank sentral—ECB dianggap sudah selesai memotong sementara Fed masih memiliki lebih banyak pemotongan—mendukung bullish euro.

**Peran Yen**: USD/JPY turun 0,66% karena hasil Treasury yang lebih rendah dan dolar yang lemah mengangkat yen. PMI jasa Oktober Jepang mengalami revisi naik sebesar +0,7 menjadi 53,1, menjadi titik cerah. Hambatan: pendapatan kas riil turun 1,4% tahun-ke-tahun untuk bulan kesembilan berturut-turut. Pasar memperkirakan peluang 51% untuk kenaikan suku bunga BOJ pada 19 Desember.

**Logam Mulia di Bawah Tekanan**: Emas dan perak kembali kehilangan kenaikan modest mereka. Komentar hawkish dari Fed dan kekhawatiran permintaan (kelemahan Zona Euro) menekan harga. Namun, data lapangan kerja yang brutal awalnya mendorong logam mulia naik—PHK memperkuat ekspektasi pemotongan suku bunga yang lebih lama. Dukungan dasar tetap ada dari risiko geopolitik, ketidakpastian tarif, penutupan, dan pembelian emas oleh bank sentral sebesar 220 MT di kuartal ketiga, meningkat 28% dari kuartal kedua(. Namun, likuidasi posisi panjang sejak puncak tertinggi Oktober telah membatasi kenaikan harga.