Di industri trading selama beberapa tahun, pasti semua orang pernah mendengar keluhan serupa: "Sudah yakin arah tapi tetap rugi" atau "Pasar sepertinya sengaja menargetkan trader ritel". Pernyataan ini terdengar menyedihkan, tapi sejujurnya—90% kejadian margin call, pasar sama sekali tidak terlibat, semuanya adalah kesalahan pengambilan keputusan trader sendiri.
Selama 8 tahun berkecimpung di industri ini, saya memang banyak melewati berbagai jebakan. Pengalaman terbesar adalah: sebagian besar orang menyalahkan leverage atas margin call, padahal ini adalah kesalahpahaman yang mendasar. Saya pernah melihat trader yang stabil profit dengan leverage 100x, dan juga pemula yang kehilangan seluruh modal dalam seminggu dengan leverage 3x. Leverage sendiri bukanlah masalah, masalahnya terletak pada pengelolaan posisi Anda.
Logika inti adalah seperti ini: Risiko nyata = Faktor leverage × Proporsi posisi. Dengan kata lain, posisi 1% dengan leverage 100x sebenarnya memiliki tingkat risiko yang lebih rendah daripada posisi penuh di spot. Tapi jika Anda menggunakan 50% modal untuk leverage 10x, itu sama saja seperti menari di tepi jurang—setiap koreksi kecil bisa langsung menembus stop loss Anda.
Prinsip trading saya sangat sederhana: Tidak peduli berapa besar leverage yang digunakan, posisi pada satu instrumen harus selalu dikontrol di bawah 10% dari modal utama. Proporsi ini bukan sembarangan ditetapkan, melainkan hasil dari penyesuaian bertahun-tahun melalui pengalaman langsung sebagai garis aman. Akun yang disiplin menjalankan aturan ini, bahkan saat mengalami penurunan 20%, tetap bisa bertahan. Sebaliknya, akun yang mengabaikan garis ini, meskipun hanya mengalami penurunan 5%, bisa langsung keluar dari pasar.
Perbedaannya terletak di sini: satu adalah sistem trading yang berkelanjutan, yang lain adalah pola pikir penjudi. Yang pertama membutuhkan waktu untuk diverifikasi, tetapi tingkat kelangsungan hidupnya tinggi; yang kedua terlihat menarik, tapi sebenarnya mempercepat kematian akun. Jika saat ini Anda masih trading dengan full posisi atau leverage tinggi, sebaiknya berhenti sejenak dan pikirkan kembali model risiko Anda. Berapa lama akun bisa bertahan tidak pernah bergantung pada seberapa baik pasar, melainkan seberapa lama Anda mampu bertahan di kondisi terburuk.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Di industri trading selama beberapa tahun, pasti semua orang pernah mendengar keluhan serupa: "Sudah yakin arah tapi tetap rugi" atau "Pasar sepertinya sengaja menargetkan trader ritel". Pernyataan ini terdengar menyedihkan, tapi sejujurnya—90% kejadian margin call, pasar sama sekali tidak terlibat, semuanya adalah kesalahan pengambilan keputusan trader sendiri.
Selama 8 tahun berkecimpung di industri ini, saya memang banyak melewati berbagai jebakan. Pengalaman terbesar adalah: sebagian besar orang menyalahkan leverage atas margin call, padahal ini adalah kesalahpahaman yang mendasar. Saya pernah melihat trader yang stabil profit dengan leverage 100x, dan juga pemula yang kehilangan seluruh modal dalam seminggu dengan leverage 3x. Leverage sendiri bukanlah masalah, masalahnya terletak pada pengelolaan posisi Anda.
Logika inti adalah seperti ini: Risiko nyata = Faktor leverage × Proporsi posisi. Dengan kata lain, posisi 1% dengan leverage 100x sebenarnya memiliki tingkat risiko yang lebih rendah daripada posisi penuh di spot. Tapi jika Anda menggunakan 50% modal untuk leverage 10x, itu sama saja seperti menari di tepi jurang—setiap koreksi kecil bisa langsung menembus stop loss Anda.
Prinsip trading saya sangat sederhana: Tidak peduli berapa besar leverage yang digunakan, posisi pada satu instrumen harus selalu dikontrol di bawah 10% dari modal utama. Proporsi ini bukan sembarangan ditetapkan, melainkan hasil dari penyesuaian bertahun-tahun melalui pengalaman langsung sebagai garis aman. Akun yang disiplin menjalankan aturan ini, bahkan saat mengalami penurunan 20%, tetap bisa bertahan. Sebaliknya, akun yang mengabaikan garis ini, meskipun hanya mengalami penurunan 5%, bisa langsung keluar dari pasar.
Perbedaannya terletak di sini: satu adalah sistem trading yang berkelanjutan, yang lain adalah pola pikir penjudi. Yang pertama membutuhkan waktu untuk diverifikasi, tetapi tingkat kelangsungan hidupnya tinggi; yang kedua terlihat menarik, tapi sebenarnya mempercepat kematian akun. Jika saat ini Anda masih trading dengan full posisi atau leverage tinggi, sebaiknya berhenti sejenak dan pikirkan kembali model risiko Anda. Berapa lama akun bisa bertahan tidak pernah bergantung pada seberapa baik pasar, melainkan seberapa lama Anda mampu bertahan di kondisi terburuk.