2025年12月19日, pukul 11:00 WIB. Mata para trader global tertuju pada satu tempat—keputusan Bank of Japan.

Kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin di depan mata, angka 0,75% terlihat sangat biasa. Tapi apa artinya bagi pasar keuangan global? Ini berarti kebijakan pelonggaran ekstrem yang berlangsung selama tiga puluh tahun mungkin benar-benar akan berubah arah. Pedang yang menggantung di atas aset risiko akhirnya akan jatuh.

Namun, performa pasar berikutnya langsung membantah semua prediksi.

Kebijakan kenaikan suku bunga pun terlaksana, tetapi yen malah melemah. Setelah sedikit fluktuasi, aset risiko justru mulai rebound. Apa ini? Pasar memberi tahu kita dengan cara yang paling tidak masuk akal: yang sebenarnya ditakuti bukanlah fakta yang sudah diketahui, melainkan variabel yang tidak diketahui. Ketika ketidakpastian menghilang, dan Bank of Japan juga menyatakan bahwa "lingkungan moneter tetap longgar," itu justru menjadi sinyal "sentimen negatif sudah habis." Rebound aset risiko pun bisa dimaklumi.

Masalahnya, apakah ini benar-benar berarti risiko sudah hilang?

Jangan terlalu dipikirkan. Gubernur Bank of Japan, Ueda Kazuo, sudah menegaskan—jika ekonomi dan inflasi terus membaik, suku bunga kebijakan akan terus dinaikkan. Sumber dana murah global semakin menyempit.

Apa kata kuncinya di sini? Arbitrase yen. Selama puluhan tahun, aturan mainnya sangat sederhana: meminjam uang dengan biaya hampir nol menggunakan yen, lalu menyebarkannya ke berbagai tempat berisiko tinggi di seluruh dunia—saham, obligasi, bahkan mata uang kripto. Dasar dari arbitrase ini adalah yen yang sangat murah sampai hampir tidak berharga.

Sekarang? Dasar ini sedang runtuh. Era yen murah akan berakhir, gelombang dana murah sedang surut. Saat itu, siapa yang berenang telanjang, akan terlihat jelas.

Permainan modal di era baru, sudah dimulai.