Menariknya, keputusan Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga kali ini justru menjadi katalis pasar kripto.

Beberapa hari yang lalu, para investor yang khawatir "penarikan dana arbitrase yen akan memicu penurunan di pasar koin" mungkin tidak menyangka bahwa hasilnya akan seperti ini. BTC langsung berbalik dari USD 84.418 menjadi V-shape, melonjak ke USD 88.376, dengan kenaikan lebih dari 4.000 poin. Situasi ini benar-benar membuktikan pepatah—setelah sentimen bearish habis, biasanya itu adalah awal dari sentimen bullish.

Namun, yang penting adalah memahami esensi dari kenaikan suku bunga Bank of Japan kali ini. Secara kasat mata, kenaikan 25 basis poin dan suku bunga menjadi 0,75% tampaknya seperti pengetatan kebijakan moneter. Tetapi, mereka yang paham makroekonomi tahu bahwa ini masih jauh di bawah tingkat inflasi. Singkatnya, menyimpan uang di bank tetap merugi, dan seluruh lingkungan moneter secara fundamental masih cenderung longgar. Argumen yang khawatir akan terjadinya gelombang penutupan posisi besar-besaran pun, data pasar sama sekali tidak menunjukkan hal tersebut. Sebaliknya, panic sell yang sebelumnya muncul karena ketakutan telah diambil alih oleh lembaga keuangan.

Melihat ke AS, CPI turun ke 2,7%. Apa sinyalnya? Ini berarti hambatan utama untuk memulai penurunan suku bunga pada Januari telah teratasi. Secara makro, baik penurunan data inflasi maupun pergeseran kebijakan bank sentral menciptakan kondisi untuk kenaikan mata uang utama. Kenaikan suku bunga Bank of Japan kali ini, yang merupakan "sentimen bearish terakhir", justru menyelesaikan masalah dan memberi lembaga keuangan peluang untuk melakukan bottom fishing secara sah. Dari sudut pandang siklus makro, momen seperti ini biasanya adalah fase konsolidasi sebelum pasar melakukan breakout ke arah berlawanan.