Banyak orang salah paham satu poin: apa yang sebenarnya ditakuti oleh dana besar di pasar? Bukan oleh trader ritel yang mengikuti tren, melainkan oleh uang yang tidak mampu dipegang.

Seorang trader yang rasional dan mengikuti tren sebenarnya tidak bertentangan dengan dana besar. Jika kamu setuju dengan logika tersebut, menangkap tren, bersedia memegang posisi, mampu menahan koreksi, dan tidak terguncang oleh fluktuasi—jenis dana seperti ini justru membantu saat pasar sedang naik. Kamu tidak menjual, dana besar tidak perlu repot menanggung posisi; kamu bisa bertahan, mereka akan lebih mudah mengangkat harga. Situasi menang-menang.

Namun, untuk perdagangan jangka pendek yang didorong oleh emosi, berbeda ceritanya. Uang semacam ini memperhatikan grafik waktu nyata, mengikuti emosi, mengejar kenaikan dan menjual saat turun, datang dan pergi dengan cepat. Begitu ada koreksi, mereka panik keluar, dan saat pasar menguat, mereka sering menjatuhkan harga secara agresif, secara paksa menguras energi kenaikan pasar. Dari sudut pandang dana besar, ini bukan kerjasama, melainkan mengganggu.

Lalu, apa sebenarnya yang dibersihkan dalam proses "pembersihan"? Bukanlah "uang pintar" yang dibersihkan, melainkan chip yang tidak mampu dipegang, yang berharap menjadi kaya dalam semalam, dan memiliki mental yang sangat tidak stabil. Pasar tidak pernah menolak partisipasi trader ritel, yang ditolak adalah struktur chip yang kacau.

Apakah kamu bisa menjadi dana yang "diizinkan eksis"? Itu tidak tergantung pada besar kecil akunmu, melainkan pada apakah kamu memahami logika pasar, menghormati arah tren, dan yang paling penting—apakah kamu mampu mengendalikan ketakutan dan keserakahanmu.