Performa Solana belakangan ini memang mencolok. Menurut data terbaru, ekosistem stablecoin dari blockchain ini mengalami pertumbuhan yang pesat, dengan volume transaksi harian telah mencapai level 40 miliar dolar, dan masih terus mempercepat ekspansi. Beberapa orang mulai meramalkan bahwa pada tahun 2026 Solana akan bangkit menjadi platform smart contract terbesar, melampaui para pemimpin yang ada.

Anda harus mengakui bahwa Solana benar-benar memiliki keunggulan dalam hal kinerja. Mekanisme konsensus PoH membuat kecepatan transaksinya sangat cepat, dan biayanya sangat murah. Kombinasi ini menarik banyak pedagang frekuensi tinggi dan proyek game blockchain, pertumbuhan eksponensial stablecoin juga terkait langsung dengan keunggulan ini. Dengan kecepatan perkembangan ini, bukanlah khayalan jika pada tahun 2026 volume transaksi harian mencapai lebih dari seratus miliar koin.

Tapi di sini muncul masalah besar—sebagian besar orang hanya fokus pada indikator kinerja, tetapi mata mereka setengah buta. Ancaman yang benar-benar mematikan ada di sana, yaitu desentralisasi.

Distribusi node validator Solana sangat tidak merata, 20 node teratas menguasai sebagian besar kekuatan komputasi. Ini secara langsung bertentangan dengan inti semangat desentralisasi blockchain. Dalam sejarahnya, Solana tidak sekali pun mengalami keruntuhan jaringan akibat kegagalan node validator, yang menyebabkan transaksi pengguna terhenti dan aset beku. Jika ukuran jaringan terus membengkak hingga tahun 2026, risiko ini akan meningkat secara eksponensial. Begitu terjadi downtime serupa, akibatnya bisa sangat parah — dana Anda akan terjebak di dalamnya, dan Anda bisa kehilangan semua investasi.