Pukul satu pagi, saya menerima sinyal darurat dari fren—akun kehilangan hampir 100 ribu U, tabungan di rumah hampir habis, dan cicilan rumah mulai ketat. Sudah mendengar terlalu banyak cerita serupa, tetapi saya menemukan suatu pola: sebagian besar orang menyalahkan kerugian pada kondisi pasar yang buruk, padahal masalahnya sebagian besar terletak pada sikap dan kebiasaan operasional.

Saat itu saya tidak terburu-buru untuk membantunya menganalisis pergerakan, melainkan terlebih dahulu membagikan beberapa aturan bertahan hidup yang saya rangkum selama bertahun-tahun. Dia bertahan selama tiga bulan, akunnya perlahan-lahan kembali ke enam digit. Ini bukanlah rahasia, hanya pengalaman praktis yang didapat dari pelajaran.

**Jangan jadi mangsa FOMO, jadilah pengamat pasar**

Koin baru tiba-tiba meroket, di grup banyak suara "ayo naik kereta"? Dalam situasi seperti ini, kebiasaan saya adalah membiarkannya berlari selama tiga hari. Tidak semua momentum kenaikan layak untuk diikuti. Aturan yang saya tetapkan untuk diri saya sangat sederhana: koin yang meroket harus diamati cukup selama tiga hari, memastikan dapat bertahan di garis 5 hari, dan volume perdagangan meningkat secara stabil lebih dari 50%, baru pada saat itu saya akan mencoba 5% dari total modal. Jika syarat tidak terpenuhi? Maka anggap saja menonton pertunjukan.

Peluang pasar selalu berlimpah, hanya pemain yang bertahan hingga akhir yang merupakan pemenang.

**Sideways bukan pemborosan waktu, ini adalah periode pelatihan terbaik**

Melihat pasar yang sideways, banyak orang tidak bisa duduk diam, selalu ingin melakukan sesuatu untuk membuktikan bahwa mereka masih hidup. Sebaliknya, periode sideways sebenarnya adalah jendela emas untuk mengamati dan belajar. Saat-saat di mana orang di grup berteriak "potong rugi saja", justru saya akan sangat waspada, karena puncak emosi pasar yang rendah sering melahirkan peluang berikutnya.

Ahli menghasilkan uang yang sebenarnya, tidak pernah terburu-buru.