Belakangan ini ada fenomena yang patut dipikirkan—situasi kerja bagi para profesional ekonomi di Amerika Serikat sedang memburuk. Hingga pertengahan November tahun ini, data rekrutmen akademis menunjukkan fakta yang menyedihkan: 760 lowongan pekerjaan, 37% lebih sedikit dibandingkan rata-rata tahunan antara 2015 hingga 2019. Dari sudut pandang lain, meskipun dibandingkan dengan tahun pandemi, angkanya tidak jauh berbeda, bahkan 17% lebih rendah. Dibandingkan dengan tahun lalu? Turun 38%. Ini adalah angka terburuk dalam lebih dari satu dekade.

Tergantung pada setiap bidang. Posisi pengajaran penuh waktu anjlok 33% dibandingkan tahun sebelumnya. Di universitas yang memberikan gelar doktor, sekitar sepertiga posisi pengajaran dihapus. Apa artinya ini? Artinya, permintaan tenaga kerja di lembaga pendidikan tinggi sedang menyusut.

Non-akademis? Tidak jauh lebih baik. Turun 27% dibandingkan tahun lalu, dan turun 45% dibandingkan sebelum pandemi. Konsultasi, penelitian, perbankan, keuangan, bisnis, industri—bidang-bidang tradisional yang biasanya menyerap tenaga kerja ekonomi ini, jumlah posisi kerja juga tidak banyak.

Yang paling parah adalah departemen pemerintah. Lowongan pekerjaan di pemerintah federal turun 71% dibandingkan tahun lalu, turun 79% dibandingkan sebelum pandemi. Pengurangan dana pemerintah ditambah dengan penghentian lembaga, di bawah dua pukulan ini adalah situasi seperti ini.

Secara keseluruhan, ini adalah periode terendah di pasar kerja bagi para profesional ekonomi dalam sepuluh tahun terakhir. Dari sudut pandang makroekonomi, ini mencerminkan pengetatan lingkungan ekonomi global saat ini, di mana baik di bidang akademis maupun bisnis bersikap hati-hati.