Handphone saya tidak berhenti berbunyi di tengah malam, layar dipenuhi dengan berbagai pesan. Saya membuka aplikasi pasar, Bitcoin langsung menembus batas 100.000 dolar AS, turun di bawah 98.000 dolar AS. Di grup perdagangan, ada yang bilang harus cut loss, ada yang bertanya apakah harus stop loss rug pull, dan ada yang berteriak "selesai". Namun setelah melihat semua data, saya menyadari bahwa logika dasar di balik big dump ini justru mengungkapkan sebuah kesempatan yang sangat baik.

**Apa yang memicu penjualan besar ini?**

Seorang pemain lama yang telah memegang Bitcoin selama 15 tahun tiba-tiba melakukan aksi, mengosongkan posisi Bitcoin senilai 1,3 miliar dolar. Jumlah tekanan jual sebesar ini cukup untuk memicu reaksi sistemik—institusi mengikuti untuk mengurangi posisi, dan para ritel melihat data dengan panik, menyebabkan likuidasi beruntun. Kuncinya adalah, biaya orang ini mungkin hanya sekitar 1000 dolar, sekarang menjual murni untuk merealisasikan keuntungan, tetapi tekanan jual ini cukup untuk menghancurkan pertahanan psikologis para ritel.

**Saham AS yang turun telah menarik Bitcoin ke bawah**

Baru-baru ini, saham teknologi di Wall Street menunjukkan kinerja yang buruk, dengan indeks Nasdaq terus merosot. Menariknya, pergerakan Bitcoin dalam beberapa tahun terakhir semakin terkait dengan pasar saham AS. Uang institusi mencium sinyal bahaya, mulai menarik dana dari pasar kripto untuk menutupi celah di pasar saham AS. Tentu saja, Bitcoin menjadi mesin pencetak uang. Namun, jujur saja, penurunan terkait ini murni masalah emosi, secara fundamental tidak ada berita buruk yang signifikan.

**Emosi ketakutan telah mencapai ekstrem**

Indeks ketakutan dan keserakahan turun ke angka satu digit, pasar secara kolektif terjebak dalam kepanikan ekstrem. Likuidasi harian sebesar 7,3 miliar dolar, 430.000 orang langsung terlikuidasi. Inilah mengapa penurunan terlihat begitu parah—bukan hanya tekanan jual itu sendiri, tetapi juga efek tumpukan dari likuidasi berantai.