Kebijakan moneter adalah salah satu alat terkuat yang digunakan bank sentral untuk mengelola ekonomi. Pada dasarnya, itu adalah keputusan yang terkait dengan jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga dalam sistem keuangan. Ketika bank sentral melakukan perubahan ini, itu berdampak langsung pada kemampuan belanja setiap individu dan perusahaan.
Alat utama untuk melaksanakan kebijakan moneter meliputi: penyesuaian suku bunga diskonto, pembelian dan penjualan sekuritas di pasar terbuka, serta perubahan persyaratan cadangan wajib bagi bank-bank komersial. Dengan mengendalikan faktor-faktor ini, bank sentral dapat memperlambat atau mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
Dua Arah Berbeda: Memperluas atau Menyusut?
Perluasan Mata Uang - Ketika Negara Membutuhkan “Menahan”
Kebijakan moneter ekspansif adalah ketika bank sentral ingin “memompa” uang ke dalam perekonomian. Ini biasanya terjadi ketika ekonomi melemah atau tingkat pengangguran tinggi. Bank sentral akan menurunkan suku bunga, membuat pinjaman menjadi lebih murah, sehingga mendorong individu dan bisnis untuk meminjam dan belanja.
Bayangkan: Suku bunga turun dari 5% menjadi 1%. Saat ini, seorang pengusaha memutuskan untuk meminjam uang untuk memperluas perusahaannya, sementara sebuah keluarga memutuskan untuk membeli rumah baru daripada menabung uang. Hasilnya, permintaan meningkat, perusahaan menyewa lebih banyak karyawan, dan ekonomi mulai berkembang kembali.
Contoh nyata: Pada tahun 2008, ketika krisis keuangan terjadi, Federal Reserve Amerika Serikat memutuskan untuk menurunkan suku bunga dan melaksanakan program pembelian sekuritas pemerintah untuk meningkatkan jumlah uang dalam perekonomian. Langkah ini telah membantu ekonomi Amerika secara bertahap pulih.
Pengetatan Moneter - Ketika Diperlukan “Tarik Kembali”
Sebaliknya, kebijakan moneter yang ketat diterapkan ketika inflasi tinggi dan ekonomi “terlalu panas”. Bank sentral akan menaikkan suku bunga, membuat pinjaman menjadi lebih mahal, untuk membatasi pengeluaran dan investasi.
Bayangkan ketika suku bunga naik dari 1% menjadi 5%, seseorang akan berpikir dua kali sebelum meminjam uang untuk membeli mobil atau memperluas bisnis. Ketika orang-orang mengurangi pengeluaran, permintaan menurun, harga stabil, dan inflasi dapat ditekan.
Contoh sejarah: Pada awal tahun 1980, Federal Reserve meningkatkan suku bunga ke tingkat tinggi untuk melawan inflasi. Meskipun berhasil mengendalikan harga, hal ini juga menyebabkan peningkatan sementara dalam pengangguran.
Di Mana Kebijakan Moneter Berbeda Dengan Kebijakan Fiskal?
Banyak orang bingung antara dua konsep ini. Kebijakan moneter adalah alat bank sentral, sedangkan kebijakan fiskal adalah alat pemerintah melalui pengeluaran dan pajak.
Kecepatan pelaksanaan: Bank sentral dapat mengubah kebijakan moneter dalam beberapa minggu, tetapi pemerintah harus melalui proses legislatif yang panjang untuk mengubah kebijakan fiskal.
Ruang Lingkup Dampak: Kebijakan moneter ditujukan untuk mencapai tujuan makro seperti mengendalikan inflasi, mengelola indeks ketenagakerjaan. Kebijakan fiskal biasanya fokus pada sektor-sektor tertentu dari ekonomi melalui pengeluaran yang ditujukan.
Bagaimana Kebijakan Moneter Mempengaruhi Pasar Cryptocurrency?
Ini adalah bagian terpenting bagi para investor cryptocurrency.
Ketika Uang Diperluas
Perluasan moneter berarti ada lebih banyak uang dalam perekonomian, suku bunga rendah, dan pinjaman lebih mudah. Ketika ini terjadi, pendapatan yang tersedia untuk orang-orang meningkat. Sebagian dari uang ini akan mencari hasil yang lebih tinggi, termasuk Bitcoin dan cryptocurrency lainnya. Oleh karena itu, selama periode perluasan moneter, harga cryptocurrency cenderung meningkat.
Alasannya sederhana: ketika uang mudah didapat, orang-orang bersedia mengambil risiko lebih tinggi untuk mencari keuntungan.
Ketika Uang Ditekan
Pengetatan moneter memiliki dampak sebaliknya. Suku bunga tinggi, pasokan uang ketat, dan pengeluaran menurun. Orang-orang memiliki lebih sedikit uang untuk diinvestasikan, terutama pada aset berisiko seperti cryptocurrency. Akibatnya, harga cryptocurrency sering turun pada periode ini.
Selain itu, suku bunga yang tinggi berarti aset tradisional seperti obligasi pemerintah menjadi lebih menarik dibandingkan dengan cryptocurrency. Para investor akan memilih keuntungan yang lebih “pasti”.
Ringkasan: Kebijakan Moneter Adalah Kunci
Kebijakan moneter adalah keputusan penting bank sentral untuk mengelola ekonomi melalui pengendalian suku bunga dan jumlah uang yang beredar. Tujuannya bisa berupa pengendalian inflasi, penciptaan lapangan kerja, atau mendorong pertumbuhan.
Bagi para investor cryptocurrency, penting untuk diingat bahwa kebijakan moneter yang ekspansif sering menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi Bitcoin dan cryptocurrency lainnya, sementara kebijakan yang ketat dapat memberikan tekanan negatif pada harga. Dengan memantau sinyal dari bank sentral, Anda dapat lebih baik memprediksi tren pasar cryptocurrency di masa depan.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Tindakan Bank Sentral: Bagaimana Kebijakan Moneter Mempengaruhi Investasi?
Memahami Apa Itu Kebijakan Moneter?
Kebijakan moneter adalah salah satu alat terkuat yang digunakan bank sentral untuk mengelola ekonomi. Pada dasarnya, itu adalah keputusan yang terkait dengan jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga dalam sistem keuangan. Ketika bank sentral melakukan perubahan ini, itu berdampak langsung pada kemampuan belanja setiap individu dan perusahaan.
Alat utama untuk melaksanakan kebijakan moneter meliputi: penyesuaian suku bunga diskonto, pembelian dan penjualan sekuritas di pasar terbuka, serta perubahan persyaratan cadangan wajib bagi bank-bank komersial. Dengan mengendalikan faktor-faktor ini, bank sentral dapat memperlambat atau mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
Dua Arah Berbeda: Memperluas atau Menyusut?
Perluasan Mata Uang - Ketika Negara Membutuhkan “Menahan”
Kebijakan moneter ekspansif adalah ketika bank sentral ingin “memompa” uang ke dalam perekonomian. Ini biasanya terjadi ketika ekonomi melemah atau tingkat pengangguran tinggi. Bank sentral akan menurunkan suku bunga, membuat pinjaman menjadi lebih murah, sehingga mendorong individu dan bisnis untuk meminjam dan belanja.
Bayangkan: Suku bunga turun dari 5% menjadi 1%. Saat ini, seorang pengusaha memutuskan untuk meminjam uang untuk memperluas perusahaannya, sementara sebuah keluarga memutuskan untuk membeli rumah baru daripada menabung uang. Hasilnya, permintaan meningkat, perusahaan menyewa lebih banyak karyawan, dan ekonomi mulai berkembang kembali.
Contoh nyata: Pada tahun 2008, ketika krisis keuangan terjadi, Federal Reserve Amerika Serikat memutuskan untuk menurunkan suku bunga dan melaksanakan program pembelian sekuritas pemerintah untuk meningkatkan jumlah uang dalam perekonomian. Langkah ini telah membantu ekonomi Amerika secara bertahap pulih.
Pengetatan Moneter - Ketika Diperlukan “Tarik Kembali”
Sebaliknya, kebijakan moneter yang ketat diterapkan ketika inflasi tinggi dan ekonomi “terlalu panas”. Bank sentral akan menaikkan suku bunga, membuat pinjaman menjadi lebih mahal, untuk membatasi pengeluaran dan investasi.
Bayangkan ketika suku bunga naik dari 1% menjadi 5%, seseorang akan berpikir dua kali sebelum meminjam uang untuk membeli mobil atau memperluas bisnis. Ketika orang-orang mengurangi pengeluaran, permintaan menurun, harga stabil, dan inflasi dapat ditekan.
Contoh sejarah: Pada awal tahun 1980, Federal Reserve meningkatkan suku bunga ke tingkat tinggi untuk melawan inflasi. Meskipun berhasil mengendalikan harga, hal ini juga menyebabkan peningkatan sementara dalam pengangguran.
Di Mana Kebijakan Moneter Berbeda Dengan Kebijakan Fiskal?
Banyak orang bingung antara dua konsep ini. Kebijakan moneter adalah alat bank sentral, sedangkan kebijakan fiskal adalah alat pemerintah melalui pengeluaran dan pajak.
Kecepatan pelaksanaan: Bank sentral dapat mengubah kebijakan moneter dalam beberapa minggu, tetapi pemerintah harus melalui proses legislatif yang panjang untuk mengubah kebijakan fiskal.
Ruang Lingkup Dampak: Kebijakan moneter ditujukan untuk mencapai tujuan makro seperti mengendalikan inflasi, mengelola indeks ketenagakerjaan. Kebijakan fiskal biasanya fokus pada sektor-sektor tertentu dari ekonomi melalui pengeluaran yang ditujukan.
Bagaimana Kebijakan Moneter Mempengaruhi Pasar Cryptocurrency?
Ini adalah bagian terpenting bagi para investor cryptocurrency.
Ketika Uang Diperluas
Perluasan moneter berarti ada lebih banyak uang dalam perekonomian, suku bunga rendah, dan pinjaman lebih mudah. Ketika ini terjadi, pendapatan yang tersedia untuk orang-orang meningkat. Sebagian dari uang ini akan mencari hasil yang lebih tinggi, termasuk Bitcoin dan cryptocurrency lainnya. Oleh karena itu, selama periode perluasan moneter, harga cryptocurrency cenderung meningkat.
Alasannya sederhana: ketika uang mudah didapat, orang-orang bersedia mengambil risiko lebih tinggi untuk mencari keuntungan.
Ketika Uang Ditekan
Pengetatan moneter memiliki dampak sebaliknya. Suku bunga tinggi, pasokan uang ketat, dan pengeluaran menurun. Orang-orang memiliki lebih sedikit uang untuk diinvestasikan, terutama pada aset berisiko seperti cryptocurrency. Akibatnya, harga cryptocurrency sering turun pada periode ini.
Selain itu, suku bunga yang tinggi berarti aset tradisional seperti obligasi pemerintah menjadi lebih menarik dibandingkan dengan cryptocurrency. Para investor akan memilih keuntungan yang lebih “pasti”.
Ringkasan: Kebijakan Moneter Adalah Kunci
Kebijakan moneter adalah keputusan penting bank sentral untuk mengelola ekonomi melalui pengendalian suku bunga dan jumlah uang yang beredar. Tujuannya bisa berupa pengendalian inflasi, penciptaan lapangan kerja, atau mendorong pertumbuhan.
Bagi para investor cryptocurrency, penting untuk diingat bahwa kebijakan moneter yang ekspansif sering menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi Bitcoin dan cryptocurrency lainnya, sementara kebijakan yang ketat dapat memberikan tekanan negatif pada harga. Dengan memantau sinyal dari bank sentral, Anda dapat lebih baik memprediksi tren pasar cryptocurrency di masa depan.