Baru-baru ini, pasar memang tidak tenang. Bitcoin langsung turun di bawah batas 86.000 dolar AS, 270.000 akun dikosongkan dalam semalam, dan para investor institusi yang dulu berteriak "menuju 100.000 dolar AS" sekarang hampir tidak bersuara.

Sebagai analis yang telah mengamati industri kripto selama bertahun-tahun, saya berpendapat bahwa: penurunan kali ini bukanlah koreksi biasa, melainkan merupakan manifestasi langsung dari "pengetatan likuiditas" yang dipimpin oleh Federal Reserve di pasar.

Memahami logika ini sebenarnya tidak rumit. Setengah bulan yang lalu, pasar secara kolektif optimis, semua orang memperkirakan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan Desember, dan saat itu probabilitas harapan ini mencapai 70%. Namun, para pejabat Federal Reserve terus-menerus mengeluarkan sinyal hawkish — yang satu mengatakan untuk mempertahankan suku bunga tinggi, yang lain mengatakan inflasi belum sepenuhnya terkontrol — dengan keras menekan probabilitas penurunan suku bunga di bawah 50%.

Ini berarti apa? Dalam perspektif lain, ini menunjukkan bahwa dana murah di pasar mulai menghilang, meminjam uang menjadi lebih mahal. Bitcoin sendiri tidak menghasilkan bunga, itu murni merupakan aset yang didorong oleh dana, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan suku bunga. Ketika suku bunga naik, investor institusi akan lebih memilih untuk menjual aset non-berbunga ini untuk mendapatkan kembali likuiditas. Penelitian terbaru dari Morgan Stanley juga mendukung penilaian ini: jika Federal Reserve terus mempertahankan sikap ketat, likuiditas dolar akan semakin menyusut, tidak hanya Bitcoin yang akan tertekan, tetapi seluruh sektor aset non-berbunga juga menghadapi tekanan penyesuaian.

Lebih penting untuk diperhatikan adalah bahwa pengetatan likuiditas ini telah menyebar ke seluruh pasar. Sektor teknologi saham AS juga sedang turun, saham-saham unggulan seperti Nvidia dan Broadcom sedang mengalami penyesuaian, dan selera risiko pasar jelas menurun.