Cadangan Nikel Global Mengalami Perubahan di 2024: Sembilan Negara Memegang 130+ Juta MT

Pasar nikel sedang mengalami transformasi signifikan pada tahun 2024, dengan cadangan global melebihi 130 juta metrik ton yang terkonsentrasi di hanya sembilan negara kunci. Memahami di mana sumber daya ini berada telah menjadi sangat penting bagi peserta pasar yang melacak keamanan pasokan dan peluang investasi dalam teknologi baterai dan produksi baja.

Perubahan Geografi Pasokan

Lanskap nikel hari ini mengungkapkan sebuah paradoks yang menarik: beberapa produsen terkemuka memiliki cadangan yang modest, sementara beberapa negara memiliki potensi yang belum dimanfaatkan secara substansial. Manufaktur baja tetap menjadi konsumen dominan nikel, menyerap sekitar 65 persen dari permintaan global, dengan China menguasai lebih dari dua pertiga dari konsumsi ini. Namun, sektor baterai kendaraan listrik dengan cepat muncul sebagai kekuatan transformatif, secara fundamental mengubah pola permintaan dan strategi produksi di seluruh negara pemegang sumber daya utama.

Posisi Dominan Indonesia

Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia sebesar 55 juta ton metrik, memperkuat statusnya sebagai produsen teratas dengan 1,8 juta MT yang diekstraksi setiap tahun. Kekuatan Asia Tenggara ini telah mengalami pertumbuhan produksi yang luar biasa—output melonjak dari 345.000 MT pada 2017 menjadi melampaui ambang 1 juta MT pada 2021, dengan ekspansi lebih lanjut ke tingkat saat ini. Dorongan agresif negara ini untuk menangkap rantai pasokan baterai EV, terutama untuk produsen Cina, terus mendorong eksplorasi dan pengembangan tambang. Dua operasi unggulan—Hengjaya dan Weda Bay—mencontohkan ekspansi ini, dengan Hengjaya dimiliki 80 persen oleh Nickel Industries dan Weda Bay mewakili kolaborasi antara Eramet Group dan Tsingshan Holding Group.

Australia dan Brasil: Raksasa Cadangan dengan Tantangan Produksi

Australia menduduki peringkat kedua dalam kepemilikan cadangan dengan 24 juta ton metrik, namun hanya memproduksi 160.000 MT per tahun, menduduki peringkat keenam secara global. Tekanan pasokan dari kompetisi Indonesia telah memaksa operator besar seperti BHP untuk menempatkan aset ke dalam mode perawatan dan pemeliharaan pada akhir 2024. Sementara itu, 16 juta ton metrik cadangan Brasil menempatkannya di peringkat ketiga, dengan produksi yang meningkat dari 76.100 MT pada 2021 menjadi 89.000 MT pada 2023—masih menempatkannya di peringkat kedelapan dalam peringkat output global.

Cadangan Strategis Timur

Rusia mempertahankan basis cadangan terbesar keempat sebesar 8,3 juta ton metrik sementara memproduksi 200.000 MT setiap tahun sebagai produsen terbesar keempat di dunia. Posisi pasar dominan Norilsk Nickel menciptakan pengaruh yang besar terhadap dinamika pasokan global. Kaledonia Baru menduduki posisi kelima dengan 7,1 juta ton metrik dan memproduksi 230.000 MT, yang merupakan yang tertinggi ketiga secara global, meskipun ketidakstabilan politik baru-baru ini telah mengganggu operasi penambangan.

Ekspansi Produksi Asia

Filipina memiliki 4,8 juta ton metrik cadangan dengan produksi yang meningkat dari 345.000 MT pada tahun 2021 menjadi 400.000 MT pada tahun 2023. China, meskipun hanya memiliki 4,2 juta ton metrik dalam cadangan, memiliki pengaruh pasar yang tidak proporsional melalui perannya sebagai produsen baja dominan di dunia dan konsumen nikel utama. Asimetri antara ukuran cadangan dan kekuatan pasar ini menyoroti posisi strategis China dalam rantai pasokan global.

Perkembangan di Amerika Utara dan Negara Berkembang

Kanada memiliki 2,2 juta metrik ton cadangan dan menempati peringkat kelima dalam produksi global dengan 180.000 MT pada tahun 2023, menyelenggarakan operasi utama dari Vale, Glencore, dan proyek-proyek yang sedang berkembang seperti tambang Victoria milik KGHM. Amerika Serikat, yang hanya memiliki 340.000 metrik ton dalam cadangan, memiliki basis cadangan terkecil di antara negara-negara besar, dengan satu-satunya operasi utama—tambang Eagle milik Lundin Mining di Michigan—memproduksi hanya 17.000 MT per tahun.

Implikasi Pasar

Konsentrasi cadangan di Indonesia, Australia, dan Brasil menunjukkan bahwa negara-negara ini akan mempertahankan dominasi pasokan jangka panjang meskipun dinamika produksi berubah. Sebaliknya, negara-negara seperti Amerika Serikat menghadapi keterbatasan struktural saat pengurasan cadangan mendekat tanpa penemuan baru yang signifikan. Perbedaan antara ukuran cadangan dan produksi saat ini menyoroti bagaimana kemajuan teknologi, faktor geopolitik, dan pertumbuhan pasar baterai sedang membentuk negara mana yang muncul sebagai pemain kunci dalam ekonomi nikel dekade mendatang.

Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)