Selama tiga puluh tahun terakhir, Bank Sentral Jepang seperti pemilik properti yang menguasai properti—dengan suku bunga hampir nol bahkan negatif, secara paksa memberi uang kepada para peminjam di seluruh dunia. Uang murah ini tidak ada yang menyia-nyiakan: meminjam yen untuk berinvestasi di Bitcoin, buy the dip di pasar saham AS, menimbun properti di Eropa, semua orang merasa diri mereka adalah investor jenius.

Hingga baru-baru ini, pemilik rumah mengirimkan pemberitahuan: Suku Bunga akan naik menjadi 0,75% mulai bulan depan.

Era menjual harta untuk bertahan hidup telah tiba. Mereka yang dulu menggunakan 100 kali leverage untuk bertaruh pada Bitcoin, sekarang sibuk menutup posisi dan menukar uang. Aset berisiko dijual bertahap, dan dana global mulai mengalir kembali ke Jepang, dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Mengapa ini lebih menakutkan daripada langsung menaikkan suku bunga? Karena orang-orang bukan sedang menyesuaikan strategi secara normal, tetapi terpaksa melakukan stop loss. Dulu meminjam uang murah untuk merenovasi bisnis sebelah, sekarang harus menghancurkan semua furnitur untuk mendapatkan uang membayar utang. Pasar kripto menjadi yang pertama terkena dampak — posisi leverage tinggi yang didukung oleh suku bunga yen yang rendah, satu per satu runtuh.

Ini bukan hanya perubahan Suku Bunga. Ini adalah penulisan ulang aturan permainan arbitrase global. Dari "semakin banyak meminjam semakin pintar" menjadi "uang tunai adalah raja", cara bermainnya sepenuhnya terbalik.

30 tahun ke depan, tidak akan ada lagi uang murah seperti itu.