Pasar logam mulia baru-baru ini sedikit gila. Pada 23 Desember pukul 12 malam, harga emas langsung dipompa hingga 4498 dolar per ons, sekali lagi memecahkan rekor sejarah. Yang lebih mengejutkan, ini adalah kali ke-50 tahun ini harga baru mencapai puncaknya.

Logika dana sangat sederhana: tidak perlu menunggu penarikan, langsung masuk.

Mengapa emas begitu ganas? Ada lebih dari satu alasan di baliknya, melainkan beberapa kekhawatiran yang meledak secara bersamaan. Variabel kebijakan perdagangan membuat situasi ekonomi dan perdagangan global kembali tegang, dan situasi geopolitik satu demi satu terpengaruh, sementara itu dunia memasuki siklus penurunan suku bunga, Federal Reserve sudah bertindak secara beruntun, dan mungkin akan terus melonggarkan hingga 2026.

Ketika faktor-faktor ini bertemu, masalah pasar menjadi sangat nyata: Apakah dolar akan terus terdepresiasi? Seberapa lama sistem utang global dapat bertahan? Jawabannya mengarah ke satu arah - pertama-tama tukar uang menjadi emas, aman dulu baru bicara.

Perak memang sangat aneh. Harga spot sudah mendekati 70 dolar AS/ons, dan sejak awal tahun 2025 telah meningkat lebih dari 120%. Yang lebih penting adalah sisi pasokan yang semakin ketat—stok di Bursa Berjangka Shanghai jatuh ke level terendah dalam sepuluh tahun, dan stok terdaftar di COMEX internasional lebih dari 70% lebih sedikit dibandingkan tahun 2020.

Dan sisi permintaan sama sekali tidak berhenti. Pusat data AI, panel surya, mobil listrik — industri-industri ini semua secara gila-gilaan menyerap perak. Ditambah dengan sekelompok importir yang menimbun barang dalam jumlah besar untuk menghindari tarif, hasilnya harga spot telah mengejar harga futures, menciptakan kondisi short squeeze yang menjadi hal biasa.

Seberapa lama ketidaksesuaian penawaran dan permintaan ini dapat bertahan? Pasar masih menunggu.