## Mengapa Perusahaan Perlu Memahami Penyusutan dan Amortisasi
Ketika perusahaan memiliki aset yang digunakan, manajer dan akuntan harus menyadari satu kenyataan: nilai aset tersebut akan menurun seiring waktu. Masalah ini mengarah pada dua metode akuntansi utama yaitu penyusutan dan amortisasi. Kedua metode ini adalah alat yang diperlukan untuk analisis keuangan. Jika aset perusahaan tidak dipertimbangkan dengan benar, perusahaan mungkin membuat keputusan yang salah atau bahkan menghadapi masalah operasional.
## Apa Itu (Depreciation) dan Mengapa Penting
**Penyusutan** adalah proses yang digunakan akuntan untuk membagi biaya aset tetap menjadi pengeluaran tahunan sesuai dengan masa manfaat aset tersebut. Konsep ini memiliki dua aspek penting:
Pertama: Nilai aset akan terus menurun seiring penggunaannya, akibat aus dan penuaan alami.
Kedua: Mengalokasikan biaya awal aset yang mahal selama beberapa tahun yang diperkirakan akan digunakan, agar pengeluaran setiap tahun seimbang dengan pendapatan yang diperoleh pada tahun tersebut.
Contohnya, laptop perusahaan memiliki umur pakai sekitar 5 tahun, atau mesin besar yang dapat beroperasi selama 10-15 tahun. Durasi ini tergantung pada jenis aset dan desainnya.
## Bagaimana Menghitung Penyusutan Agar Sesuai dengan Kenyataan
###Kondisi di mana aset dapat dihitung penyusutannya
Dinas Pajak dan prinsip akuntansi internasional menetapkan kondisi yang jelas: aset harus milik perusahaan, dapat digunakan dalam kegiatan atau menghasilkan pendapatan, memiliki umur manfaat yang dapat diukur, dan diperkirakan akan digunakan lebih dari satu tahun.
Aset yang umumnya dapat disusutkan meliputi: kendaraan, bangunan, peralatan kantor, komputer, mesin, furnitur, dan bahkan aset tak berwujud seperti paten, hak cipta, dan perangkat lunak.
###Aset yang Tidak Dapat Disusutkan
Beberapa jenis aset tidak mengalami penurunan nilai atau tidak kehilangan nilai seiring waktu, sehingga tidak dapat dihitung penyusutannya: tanah, koleksi (karya seni, koin, barang kenangan), investasi (saham, obligasi), properti pribadi, dan aset apa pun yang digunakan sekali pakai atau kurang dari satu tahun.
## Empat Metode Perhitungan Penyusutan yang Paling Umum Digunakan
### 1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
Ini adalah metode termudah: membagi biaya aset dengan umur manfaatnya. Hasilnya adalah jumlah yang sama yang dihitung setiap tahun.
**Contoh:** Perusahaan membeli mobil seharga 100.000 rupiah, diperkirakan digunakan selama 5 tahun. Penyusutan per tahun = 100.000 ÷ 5 = 20.000 rupiah.
Kelebihan: mudah dihitung, sedikit kesalahan, cocok untuk bisnis kecil.
Kekurangan: tidak mempertimbangkan penurunan nilai yang cepat di tahun pertama atau biaya perawatan yang meningkat seiring usia aset.
### 2. Metode Saldo Menurun Ganda (Double-Declining Balance)
Metode ini menghasilkan penyusutan yang lebih tinggi di tahun-tahun awal dan menurun seiring waktu, sesuai dengan kenyataan bahwa aset kehilangan nilai paling cepat saat baru.
Kelebihan: membantu mengimbangi biaya perawatan yang meningkat, memberikan pengurangan pajak lebih besar di tahun pertama.
Kekurangan: lebih kompleks, mungkin tidak cocok untuk perusahaan dengan banyak aset.
### 3. Metode Saldo Menurun (Declining Balance)
Ini adalah bentuk penyusutan yang dipercepat. Sementara metode garis lurus menghitung penyusutan sama setiap tahun, metode ini menghitung lebih cepat dari kuadrat, sehingga di tahun-tahun awal pengeluaran sangat tinggi, kemudian menurun secara bertahap.
### 4. Metode Unit Produksi (Units of Production)
Metode ini menghitung penyusutan berdasarkan penggunaan nyata: semakin banyak digunakan, semakin besar penyusutannya, misalnya berdasarkan jam penggunaan aset atau jumlah unit yang diproduksi.
**Contoh:** Mesin dapat memproduksi 1 juta unit selama umur pakainya. Jika tahun ini memproduksi 100.000 unit, maka penyusutan adalah 10% dari nilai total.
Kelebihan: akurat sesuai penggunaan nyata, cocok untuk mesin produksi.
Kekurangan: sulit memprediksi total unit yang akan diproduksi aset.
## Hubungan Antara Penyusutan, EBIT, dan EBITDA
Ketika akuntan menyusun laporan keuangan, penyusutan akan termasuk dalam perhitungan **EBIT** (Laba Sebelum Bunga dan Pajak), yang mempengaruhi analisis investor.
**EBIT** = laba sebelum pajak + bunga yang dibayar.
Sedangkan **EBITDA** (Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan, dan Amortisasi) adalah keputusan yang berbeda: menambahkan kembali penyusutan dan amortisasi ke laba.
Perbedaan ini penting untuk investasi: membandingkan perusahaan dengan aset tetap yang besar dan yang kecil, penyusutan tinggi pada perusahaan pertama akan menurunkan EBIT yang terlihat, terutama jika perusahaan memiliki banyak utang, yang menyebabkan biaya bunga tambahan.
## Apa Itu (Amortization)
**Amortisasi** adalah pembagian biaya aset tak berwujud (seperti paten, hak cipta) atau pinjaman menjadi bagian-bagian sesuai periode.
Dalam kasus pinjaman: peminjam membayar cicilan yang terdiri dari pokok dan bunga. Pada awal pinjaman, sebagian besar pembayaran adalah bunga, dan seiring waktu, proporsinya berbalik: sebagian besar pembayaran adalah pokok.
**Contoh:** Pinjaman mobil 10.000 rupiah, dibayar secara rutin setiap bulan selama 5 tahun. Jika pembayaran pokok 2.000 rupiah per tahun, maka amortisasi adalah 2.000 rupiah (ditambah bunga yang dihitung terpisah).
###Jenis-Jenis Amortisasi
**1. Amortisasi Pinjaman:** membantu peminjam secara sistematis mengurangi utang, baik itu kredit rumah, mobil, maupun pribadi. Pembayaran bulanan tetap, tetapi proporsi pokok dan bunga berubah.
**2. Amortisasi Aset Tak Berwujud:** perusahaan yang membeli bisnis lain atau paten harus membagi biaya ke beberapa tahun. Contoh: paten mesin seharga 10.000 rupiah, digunakan selama 10 tahun, dihitung amortisasi 1.000 rupiah per tahun.
## Perbedaan Penting Antara Penyusutan dan Amortisasi
| Aspek | Penyusutan | Amortisasi | |--------|--------------|--------------| | **Jenis Aset** | Aset berwujud (mesin, bangunan) | Aset tak berwujud (paten, hak cipta) atau pinjaman | | **Metode Perhitungan** | Berbagai: garis lurus, saldo menurun, unit produksi | Biasanya hanya garis lurus | | **Nilai Sisa** | Memperhitungkan nilai residu | Sebagian besar tidak ada atau mendekati nol | | **Periode Penggunaan** | Sesuai umur aset | Sesuai periode pinjaman atau kontrak |
## Mengapa Penting Memahami Hal Ini
Memahami **penyusutan** dan amortisasi membantu:
- Investor membandingkan perusahaan secara adil, terutama yang memiliki aset tetap berbeda. - Manajer membuat keputusan cerdas saat membeli mesin atau aset mahal. - Menunjukkan laba bersih yang mencerminkan biaya sebenarnya, bukan angka yang menyesatkan.
Metode ini bukan hanya soal akuntansi, tetapi dasar analisis keuangan yang benar. Jika aset perusahaan bernilai besar tetapi penyusutannya tidak dihitung dengan benar, laba yang dilaporkan bisa terlalu tinggi, menyesatkan investor.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
## Mengapa Perusahaan Perlu Memahami Penyusutan dan Amortisasi
Ketika perusahaan memiliki aset yang digunakan, manajer dan akuntan harus menyadari satu kenyataan: nilai aset tersebut akan menurun seiring waktu. Masalah ini mengarah pada dua metode akuntansi utama yaitu penyusutan dan amortisasi. Kedua metode ini adalah alat yang diperlukan untuk analisis keuangan. Jika aset perusahaan tidak dipertimbangkan dengan benar, perusahaan mungkin membuat keputusan yang salah atau bahkan menghadapi masalah operasional.
## Apa Itu (Depreciation) dan Mengapa Penting
**Penyusutan** adalah proses yang digunakan akuntan untuk membagi biaya aset tetap menjadi pengeluaran tahunan sesuai dengan masa manfaat aset tersebut. Konsep ini memiliki dua aspek penting:
Pertama: Nilai aset akan terus menurun seiring penggunaannya, akibat aus dan penuaan alami.
Kedua: Mengalokasikan biaya awal aset yang mahal selama beberapa tahun yang diperkirakan akan digunakan, agar pengeluaran setiap tahun seimbang dengan pendapatan yang diperoleh pada tahun tersebut.
Contohnya, laptop perusahaan memiliki umur pakai sekitar 5 tahun, atau mesin besar yang dapat beroperasi selama 10-15 tahun. Durasi ini tergantung pada jenis aset dan desainnya.
## Bagaimana Menghitung Penyusutan Agar Sesuai dengan Kenyataan
###Kondisi di mana aset dapat dihitung penyusutannya
Dinas Pajak dan prinsip akuntansi internasional menetapkan kondisi yang jelas: aset harus milik perusahaan, dapat digunakan dalam kegiatan atau menghasilkan pendapatan, memiliki umur manfaat yang dapat diukur, dan diperkirakan akan digunakan lebih dari satu tahun.
Aset yang umumnya dapat disusutkan meliputi: kendaraan, bangunan, peralatan kantor, komputer, mesin, furnitur, dan bahkan aset tak berwujud seperti paten, hak cipta, dan perangkat lunak.
###Aset yang Tidak Dapat Disusutkan
Beberapa jenis aset tidak mengalami penurunan nilai atau tidak kehilangan nilai seiring waktu, sehingga tidak dapat dihitung penyusutannya: tanah, koleksi (karya seni, koin, barang kenangan), investasi (saham, obligasi), properti pribadi, dan aset apa pun yang digunakan sekali pakai atau kurang dari satu tahun.
## Empat Metode Perhitungan Penyusutan yang Paling Umum Digunakan
### 1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
Ini adalah metode termudah: membagi biaya aset dengan umur manfaatnya. Hasilnya adalah jumlah yang sama yang dihitung setiap tahun.
**Contoh:** Perusahaan membeli mobil seharga 100.000 rupiah, diperkirakan digunakan selama 5 tahun. Penyusutan per tahun = 100.000 ÷ 5 = 20.000 rupiah.
Kelebihan: mudah dihitung, sedikit kesalahan, cocok untuk bisnis kecil.
Kekurangan: tidak mempertimbangkan penurunan nilai yang cepat di tahun pertama atau biaya perawatan yang meningkat seiring usia aset.
### 2. Metode Saldo Menurun Ganda (Double-Declining Balance)
Metode ini menghasilkan penyusutan yang lebih tinggi di tahun-tahun awal dan menurun seiring waktu, sesuai dengan kenyataan bahwa aset kehilangan nilai paling cepat saat baru.
Kelebihan: membantu mengimbangi biaya perawatan yang meningkat, memberikan pengurangan pajak lebih besar di tahun pertama.
Kekurangan: lebih kompleks, mungkin tidak cocok untuk perusahaan dengan banyak aset.
### 3. Metode Saldo Menurun (Declining Balance)
Ini adalah bentuk penyusutan yang dipercepat. Sementara metode garis lurus menghitung penyusutan sama setiap tahun, metode ini menghitung lebih cepat dari kuadrat, sehingga di tahun-tahun awal pengeluaran sangat tinggi, kemudian menurun secara bertahap.
### 4. Metode Unit Produksi (Units of Production)
Metode ini menghitung penyusutan berdasarkan penggunaan nyata: semakin banyak digunakan, semakin besar penyusutannya, misalnya berdasarkan jam penggunaan aset atau jumlah unit yang diproduksi.
**Contoh:** Mesin dapat memproduksi 1 juta unit selama umur pakainya. Jika tahun ini memproduksi 100.000 unit, maka penyusutan adalah 10% dari nilai total.
Kelebihan: akurat sesuai penggunaan nyata, cocok untuk mesin produksi.
Kekurangan: sulit memprediksi total unit yang akan diproduksi aset.
## Hubungan Antara Penyusutan, EBIT, dan EBITDA
Ketika akuntan menyusun laporan keuangan, penyusutan akan termasuk dalam perhitungan **EBIT** (Laba Sebelum Bunga dan Pajak), yang mempengaruhi analisis investor.
**EBIT** = laba sebelum pajak + bunga yang dibayar.
Sedangkan **EBITDA** (Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan, dan Amortisasi) adalah keputusan yang berbeda: menambahkan kembali penyusutan dan amortisasi ke laba.
Perbedaan ini penting untuk investasi: membandingkan perusahaan dengan aset tetap yang besar dan yang kecil, penyusutan tinggi pada perusahaan pertama akan menurunkan EBIT yang terlihat, terutama jika perusahaan memiliki banyak utang, yang menyebabkan biaya bunga tambahan.
## Apa Itu (Amortization)
**Amortisasi** adalah pembagian biaya aset tak berwujud (seperti paten, hak cipta) atau pinjaman menjadi bagian-bagian sesuai periode.
Dalam kasus pinjaman: peminjam membayar cicilan yang terdiri dari pokok dan bunga. Pada awal pinjaman, sebagian besar pembayaran adalah bunga, dan seiring waktu, proporsinya berbalik: sebagian besar pembayaran adalah pokok.
**Contoh:** Pinjaman mobil 10.000 rupiah, dibayar secara rutin setiap bulan selama 5 tahun. Jika pembayaran pokok 2.000 rupiah per tahun, maka amortisasi adalah 2.000 rupiah (ditambah bunga yang dihitung terpisah).
###Jenis-Jenis Amortisasi
**1. Amortisasi Pinjaman:** membantu peminjam secara sistematis mengurangi utang, baik itu kredit rumah, mobil, maupun pribadi. Pembayaran bulanan tetap, tetapi proporsi pokok dan bunga berubah.
**2. Amortisasi Aset Tak Berwujud:** perusahaan yang membeli bisnis lain atau paten harus membagi biaya ke beberapa tahun. Contoh: paten mesin seharga 10.000 rupiah, digunakan selama 10 tahun, dihitung amortisasi 1.000 rupiah per tahun.
## Perbedaan Penting Antara Penyusutan dan Amortisasi
| Aspek | Penyusutan | Amortisasi |
|--------|--------------|--------------|
| **Jenis Aset** | Aset berwujud (mesin, bangunan) | Aset tak berwujud (paten, hak cipta) atau pinjaman |
| **Metode Perhitungan** | Berbagai: garis lurus, saldo menurun, unit produksi | Biasanya hanya garis lurus |
| **Nilai Sisa** | Memperhitungkan nilai residu | Sebagian besar tidak ada atau mendekati nol |
| **Periode Penggunaan** | Sesuai umur aset | Sesuai periode pinjaman atau kontrak |
## Mengapa Penting Memahami Hal Ini
Memahami **penyusutan** dan amortisasi membantu:
- Investor membandingkan perusahaan secara adil, terutama yang memiliki aset tetap berbeda.
- Manajer membuat keputusan cerdas saat membeli mesin atau aset mahal.
- Menunjukkan laba bersih yang mencerminkan biaya sebenarnya, bukan angka yang menyesatkan.
Metode ini bukan hanya soal akuntansi, tetapi dasar analisis keuangan yang benar. Jika aset perusahaan bernilai besar tetapi penyusutannya tidak dihitung dengan benar, laba yang dilaporkan bisa terlalu tinggi, menyesatkan investor.