Dua hari terakhir, masalah AI proxy yang sedang viral pasti juga pernah kamu alami—tiba-tiba pada pukul 2 pagi menerima beberapa notifikasi transaksi, dan setelah dicek ternyata sebuah protokol DeFi secara otomatis melakukan transfer di belakang layar. Lebih menyakitkan lagi, operasi-operasi ini sudah pernah kamu berikan izin sebelumnya, tapi kamu sama sekali tidak ingat kapan kamu meng-otorisasi mereka. Salah satu transaksi bahkan dikirim ke alamat yang benar-benar asing. Inilah kelemahan fatal dari mode otorisasi tradisional: begitu kamu memberi izin, sama saja menyerahkan password brankas kepada orang asing.

KITE mengubah pendekatan, langsung membagi AI proxy menjadi tiga lapisan untuk pengendalian. Pengguna selalu memegang remote control akhir, seperti tali yang mengendalikan layang-layang; lapisan proxy memberikan setiap AI identitas digital yang independen, semua operasi transparan dan dapat dilacak; lapisan sesi menggunakan konsep kunci sekali pakai, tugas selesai otomatis tidak berlaku lagi. Dengan cara ini, AI bisa bergerak dengan fleksibel sekaligus tetap terkendali.

Yang paling hebat adalah pemisahan hak akses—bukan sekadar mengatakan "saya sudah memberi izin", tetapi secara tepat sampai ke tiga dimensi: identitas, skenario, dan batasan kuota. Misalnya, kamu bisa secara jelas menetapkan "proxy ini hanya bisa mengelola dana maksimal 100U dan hanya berinteraksi dengan alamat yang sudah diverifikasi sebelumnya". Semua aturan ini dicatat di blockchain dan tertulis dalam kontrak pintar, sehingga meskipun proxy dikendalikan hacker, mereka tidak bisa melewati pintu ini.

Operasi di blockchain menuntut kecepatan, terutama untuk transaksi arbitrase yang harus selesai dalam 3 detik. Desain KITE memungkinkan AI merespons dengan cepat tanpa mengorbankan keamanan. Memang ini adalah pendekatan yang sangat bagus.