Bitcoin bisa memiliki cadangan strategis, lalu bagaimana dengan Bitcoin?

Jawabannya sedang ditulis ulang.

Ketika seorang senator dari negara besar mengusulkan proposal cadangan strategis kriptocurrency, ada tiga kekhawatiran tersembunyi di baliknya—

**Lapisan pertama: Sistem kepercayaan mulai goyah**
Jumlah utang melampaui 35 triliun dolar AS. Defisit fiskal seperti kuda liar yang lepas kendali. Formula lama yang mengandalkan emas dan obligasi pemerintah sudah tidak mampu lagi menstabilkan krisis kepercayaan modal global. Logika cadangan tradisional membutuhkan cerita baru.

**Lapisan kedua: Bitcoin sedang "mengurangi partisipasi investor ritel"**
Dana pemerintah mulai masuk. Raksasa ETF membeli Bitcoin. Perusahaan-perusahaan tercatat mulai menunjukkan kepemilikan BTC dalam laporan keuangan mereka. Ketika institusi terus-menerus masuk selama empat bulan berturut-turut, dan jumlah koin yang beredar semakin langka karena siklus halving, siapa yang berani menyebut ini hanya permainan spekulasi?

Keterlambatan dalam mengadopsi ini bisa berarti kehilangan peluang dalam pergeseran tatanan moneter berikutnya.

**Lapisan ketiga: Perang mata uang sudah dimulai**
Di Timur, mata uang digital resmi sedang didorong. Pembayaran minyak di Timur Tengah mulai mengurangi ketergantungan dolar AS. Banyak negara di Asia mengubah kebijakan pengawasan—Korea Selatan melonggarkan, Jepang melonggarkan, Hong Kong membuka pintu.

Jika sebuah negara besar masih bergantung pada mesin cetak uang, sementara negara lain sudah menggunakan aset terdesentralisasi untuk transaksi lintas batas, apakah fondasi hegemoni keuangan akan mulai retak?

**Logika inti sebenarnya sangat sederhana:**
Siapa yang mengamankan sumber daya Bitcoin lebih awal, dia akan memegang tiket masuk ke sistem pembayaran masa depan.

Ini bukan tentang spekulasi harga.
Ini tentang menempati posisi dalam infrastruktur mata uang generasi berikutnya.

Ketika penyelesaian global tidak lagi bergantung pada satu mata uang, dan aset digital mulai berperan sebagai "mata uang keras," saat itu kamu akan menyadari—

Orang yang tidak punya koin, bahkan tidak bisa duduk di meja negosiasi.

Lalu pertanyaannya:
Akankah masa depan Bitcoin menjadi kompetisi akumulasi nasional lagi?