Pindai untuk Mengunduh Aplikasi Gate
qrCode
Opsi Unduhan Lainnya
Jangan ingatkan saya lagi hari ini

Pertaruhan Sepuluh Tahun Tether: Bagaimana "Stablecoin" Berubah Menjadi "Bank Sentral Bayangan" di Dunia Kripto?

Penulis: BlockWeeks

Yang menopang likuiditas pasar kripto senilai $2,6 triliun bukanlah kepercayaan kedaulatan suatu negara, melainkan sebuah perusahaan swasta yang bermarkas berpindah-pindah dari Hong Kong, Swiss, hingga akhirnya berlabuh di El Salvador—Tether. Stablecoin dolar AS yang diterbitkannya, USDT, menguasai lebih dari 70% pangsa pasar. Dalam sepuluh tahun terakhir, ia tumbuh di tengah krisis dan keraguan, dan kini berusaha mendefinisikan batas industri melalui profitabilitasnya.

Namun peringkat “lemah” dari S&P Global sekali lagi mengungkap kontradiksi inti dari eksperimen besar ini: sebuah instrumen mata uang yang bertujuan “stabil”, justru menjadi titik risiko terbesar dalam sistem.

Ia bagaikan gajah yang menari di atas tali, dengan tumpuan berupa obligasi pemerintah AS bernilai ratusan miliar dolar, namun langkah tariannya justru bertaruh pada AI, antarmuka otak-komputer, dan lahan pertanian Argentina. — Begitu penilaian redaksi BlockWeeks.

Bagian I: Kronik Krisis—Landasan Rapuh Kepercayaan

Sejarah Tether adalah siklus yang terus-menerus dipertanyakan, namun selalu menjawab keraguan itu dengan skala yang lebih besar. Setiap krisis pernah dianggap sebagai “akhir” baginya, namun justru menjadi anak tangga untuk memperkuat posisinya.

  • 2017, Prolog “Peretasan” & Keraguan “Mencetak Uang”. Menjelang bull market kripto, Tether mengklaim mengalami peretasan, USDT senilai $31 juta dicuri. Ia segera menjalankan otoritas terpusat—hard fork membekukan aset. Insiden ini pertama kali menyingkap dua fakta penting: Tether memiliki kekuasaan penuh atas aset on-chain; publik sama sekali tidak tahu apakah benar ada cadangan dolar yang cukup. Pada tahun yang sama, riset akademis pertama kali menghubungkan penerbitan USDT dengan kenaikan harga Bitcoin, menanam benih “teori konspirasi” bahwa “Tether mencetak uang dari udara untuk mengangkat pasar”.
  • 2019, “Bukti Nyata” New York & Lubang $850 Juta. Ini adalah masa paling kelam bagi kepercayaan pada Tether. Investigasi Jaksa Agung New York (NYAG) membongkar retakan di balik gemerlap Tether: induknya, iFinex, mengalihkan setidaknya $700 juta dana cadangan pengguna untuk menutup kerugian bursa afiliasi Bitfinex akibat dana dibekukan oleh Crypto Capital. Investigasi mengonfirmasi bahwa saat itu, USDT hanya didukung sekitar 74% kas dan setara kas, bukan “1:1” seperti klaimnya. Pada 2021, Tether berdamai dengan membayar denda $18,5 juta dan menarik diri dari pasar New York. “Meski tak mengakui pelanggaran, tuduhan penipuan berubah dari rumor pasar menjadi dokumen hukum.”
  • 2021, Misteri “Commercial Paper” & Tangan Besi Regulator. Seiring kapitalisasi pasar menembus puluhan miliar dolar, satu pertanyaan makin tajam: Uangnya sebenarnya di mana? Tether mengungkapkan mereka memegang banyak commercial paper (CP), cukup besar hingga menjadi salah satu pemegang terbesar di dunia. Pasar panik, menduga mereka menampung surat utang jangka pendek perusahaan berisiko tinggi seperti Evergrande. CFTC AS lalu mendenda Tether $41 juta karena “pernyataan palsu atau menyesatkan soal cadangan.” Di bawah tekanan, Tether pada 2022 menghapus semua commercial paper dan beralih ke US Treasury yang lebih transparan.
  • 2022: Gejolak Pasar & “Pelepasan Sementara”. Mei 2022, dalam kepanikan berantai akibat runtuhnya Terra/UST, USDT sempat kehilangan patokan USD di beberapa bursa (harga sempat menyentuh $0,95 atau bahkan lebih rendah), disertai penebusan besar-besaran dan volatilitas. Meski akhirnya USDT stabil, kejadian ini menunjukkan bahkan stablecoin utama berbasis cadangan pun bisa mengalami distorsi pasar sesaat di bawah tekanan ekstrem.

“Melihat sejarah ini, peningkatan transparansi Tether adalah hasil paksaan krisis dan gugatan regulator.” Analisis BlockWeeks menyebut, “Setiap kali ia diselamatkan di tepi jurang, lalu menjadi lebih besar. Ini membentuk budaya risiko unik: sangat anti audit eksternal, namun sangat piawai bertahan di celah regulasi.”

Bagian II: Metamorfosis Berbahaya—Dari “Stabil” ke “Agresif”

Jika krisis dulu soal “apakah cadangan cukup”, kini kekhawatiran beralih ke “apa isi cadangan” dan “ke mana laba pergi”. Tether sedang menjalani transformasi strategis yang berbahaya: dari penjaga uang yang konservatif menjadi “konglomerat” era kripto yang agresif.

1. Rekonstruksi Neraca: Ketika Stablecoin Jatuh Cinta pada Bitcoin & Emas

Menurut laporan atestasi terbaru dari pihak ketiga (BDO Italia), komposisi cadangan Tether telah berubah drastis:

  • Pondasi: Sekitar $135 miliar obligasi pemerintah AS, menjadikannya pemegang surat utang AS ke-17 terbesar di dunia, melampaui banyak negara.
  • Kontroversi: Lebih dari $12,9 miliar emas dan hampir $10 miliar bitcoin. Ini membuat Tether jadi salah satu “perusahaan publik” pemegang bitcoin terbesar.

Inilah alasan utama S&P Global menurunkan peringkat stabilitasnya jadi “lemah” (5 poin) pada November 2025. S&P menyoroti, meski Tether melaporkan sekitar $6,8 miliar “cadangan berlebih”, jika harga bitcoin, emas, dan obligasi korporasi yang dipegangnya anjlok 30%, bantalan keamanan ini akan langsung tergerus, bahkan rasio jaminan bisa kembali di bawah 100%.

2. Tether Evo: Bertaruh pada Masa Depan dengan Laba Stablecoin

Tether tak lagi puas hanya meraih selisih bunga. Ia memanfaatkan laba tahunan belasan miliar dolar untuk meluncurkan program investasi agresif “Tether Evo”, dengan portofolio yang menyerupai “daftar teknologi masa depan”:

  • Antarmuka Otak-Komputer: Akuisisi Blackrock Neurotech (senilai $200 juta), pesaing Neuralink.
  • AI & Komputasi: Investasi besar ke Northern Data (Jerman), dan berkomitmen membeli GPU senilai $150 juta.
  • Aset Fisik: Penawaran $600 juta untuk membeli saham perusahaan pupuk milik raksasa pertanian Adecoagro di Argentina.
  • Perdagangan Komoditas: Diam-diam masuk ke pembiayaan perdagangan minyak.

Bisa dikatakan, ini jauh melampaui narasi lembaga keuangan tradisional. Ia menggunakan dana murah ala ‘seigniorage’ untuk terjun langsung ke investasi saham paling berisiko dan berjangka panjang, mengaburkan batas antara ‘bantalan cadangan pengguna’ dan ‘modal ventura perusahaan’.

3. Pindah ke El Salvador: Arbitrase Regulasi Pamungkas

Awal 2025, Tether memindahkan kantor pusat ke El Salvador, negara yang menetapkan bitcoin sebagai alat pembayaran sah. Langkah ini dipandang sebagai “mundur strategis” menghadapi MiCA Uni Eropa dan iklim legislasi AS yang makin ketat.

El Salvador tak akan menuntut audit standar PCAOB (Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik AS). BlockWeeks menilai ini contoh arbitrase regulasi klasik: menggunakan kelonggaran negara berdaulat untuk melawan aturan yurisdiksi utama. Konsekuensinya, Tether makin jauh dari target “pengakuan finansial arus utama”.

Bagian III: Paradoks Sistemik—“Terlalu Besar Gagal” & “Tak Berani Audit Mendalam”

Tether telah tertanam dalam jaringan kapiler keuangan dunia kripto. Kelangsungannya bukan lagi soal satu perusahaan, tapi masalah sistemik.

Ketahanan Tether bersumber dari paradoks:

  1. Profitabilitas yang Mengerikan: Dalam lingkungan suku bunga tinggi, cadangan obligasi pemerintah AS bernilai ratusan miliar dolar menghasilkan laba tanpa risiko belasan miliar dolar per tahun, jadi bantalan modal raksasa.
  2. Efek Jaringan “Terlalu Besar untuk Gagal”: Hampir semua bursa utama membangun likuiditas di atas USDT. Jika runtuh, lebih dari 80% likuiditas pasar akan lenyap seketika. Raksasa seperti Binance, OKX, dan lainnya bahkan punya insentif untuk memberi dukungan likuiditas saat krisis, bukan karena kebaikan, tapi demi bertahan hidup.
  3. Rekam Jejak Stress Test: Saat FTX kolaps, Tether memproses penebusan lebih dari $16 miliar dalam 48 jam tanpa kehilangan patokan, jadi iklan kepercayaan terbaiknya.

Namun risikonya juga jelas:

  1. Risiko Kustodian—“Pilihan Nuklir” AS: Titik lemah Tether bukan kekurangan dana, tapi kemungkinan aset dibekukan. Obligasi AS-nya disimpan di institusi Wall Street seperti Cantor Fitzgerald. Jika Departemen Kehakiman AS mengajukan tuntutan pidana terkait pencucian uang atau sanksi (seperti investigasi terkait Huione baru-baru ini) dan memblokir akun kustodian, USDT bisa langsung menjadi nol.
  2. Mismtach Jatuh Tempo Aset-Liabilitas: Menggunakan stablecoin jangka pendek yang dapat ditebus kapan saja untuk berinvestasi pada saham dan aset fisik jangka panjang yang tidak likuid. Dalam keuangan tradisional, ini resep klasik krisis.
  3. Audit “Ruang Gelap”: Setelah satu dekade, Tether masih hanya menyediakan “laporan atestasi”, bukan “audit” standar perusahaan publik global. Atestasi hanya memeriksa keberadaan aset pada satu titik waktu, sedangkan audit menilai pengendalian internal, kualitas aset, dan keberlanjutan bisnis. Analogi mudahnya: hanya menunjukkan screenshot saldo, tanpa mengizinkan periksa mutasi dan kontrak.

Kesimpulan & Prospek: Tari Abadi di Atas Tali

Kisah Tether adalah pengejawantahan kontradiksi dunia kripto yang paling ekstrem: ekosistem terdesentralisasi yang urat nadinya bergantung pada entitas sangat terpusat dan tidak transparan.

Ia telah berevolusi dari sekadar “token dolar” menjadi super-hybrid kripto yang merangkap bank sentral (menerbitkan uang), bank komersial (menciptakan kredit), sovereign wealth fund (investasi strategis), dan hedge fund (portofolio aset berisiko tinggi) dalam satu entitas.

Dalam jangka pendek, dengan laba besar dan efek jaringan, kemungkinan kolaps akibat “cadangan tak cukup” makin kecil. “Black swan” sejati justru dari luar, terutama di persimpangan geopolitik dan regulasi. Sikap otoritas AS adalah penentu utama: selama akun kustodian obligasi AS tetap aman, Tether tetap jadi “The Fed” de facto dunia kripto; jika izin itu dicabut, itulah musim dingin paling brutal bagi industri.

Bagi jutaan pengguna, Tether memberi kemudahan tak tertandingi, tapi juga membawa risiko infrastruktur. Diversifikasi risiko (menggunakan beberapa stablecoin), memantau harga pasar sekunder (kurs USDT/USD adalah termometer kepercayaan real-time), dan memahami bahwa Tether bukan bank, adalah pelajaran bertahan hidup di era ini.

Pertaruhan Tether masih berlangsung. Ia bertaruh, sebelum ekosistem raksasa yang dibangun dari laba itu mampu berputar sendiri, pedang Damocles regulasi global tak akan jatuh. Tarian ini, tetap saja menegangkan.

BTC-0.06%
LUNA0.23%
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)