Bagaimana Listrik Berbiaya Rendah Mengubah Libya Menjadi Pusat Penambangan Bitcoin

Ledakan Penambangan Bitcoin Libya Menghadapi Tindakan Tegas di Tengah Infrastruktur yang Terbatas

Industri penambangan Bitcoin Libya yang berkembang pesat, didorong oleh listrik subsidi yang sangat murah, telah berkembang menjadi sektor rahasia namun signifikan. Dengan perkiraan bahwa negara ini menyumbang sekitar 0,6% dari hash rate Bitcoin dunia pada puncaknya, otoritas kini meningkatkan upaya untuk menindak operasi ilegal, dengan alasan kekurangan listrik dan kerusakan infrastruktur. Penangkapan dan putusan pengadilan terbaru menjadi contoh pergeseran pemerintah menuju penegakan hukum yang lebih ketat, meskipun tidak ada kerangka hukum yang jelas yang mengatur aset digital di negara tersebut.

Poin Utama

Listrik murah dan bersubsidi di Libya telah memungkinkan pengoperasian penambang Bitcoin yang usang dan tidak efisien.

Negara ini pernah menyumbang sekitar 0.6% dari hash rate Bitcoin global, melampaui banyak tetangga regional.

Penambangan berada dalam zona abu-abu hukum; impor perangkat keras dilarang, tetapi tidak ada larangan eksplisit terhadap penambangan itu sendiri.

Otoritas mengaitkan aktivitas penambangan ilegal dengan pemadaman listrik dan meningkatkan razia, penuntutan, serta penyitaan.

Lonjakan penambangan cryptocurrency di Libya berakar dari biaya listrik yang sangat rendah, diperkirakan sekitar $0.004 per kilowatt-jam—salah satu tarif terendah di dunia. Hal ini terutama disebabkan oleh subsidi besar-besaran pemerintah terhadap bahan bakar dan tarif, meskipun masalah jaringan yang meluas akibat kerusakan, pencurian, dan kurangnya investasi. Harga yang secara artifisial rendah ini menciptakan arbitrase yang menguntungkan bagi para penambang, memungkinkan peralatan usang tetap menguntungkan. Akibatnya, Libya menyaksikan masuknya banyak operator asing yang memanfaatkan rig bekas di lingkungan yang tidak diatur, sering tersembunyi di pabrik dan kawasan industri yang ditinggalkan.

Pada 2021, perkiraan menunjukkan bahwa penambangan Bitcoin di Libya mengkonsumsi sekitar 0.855 TWh per tahun—sekitar 2% dari total output listrik negara—menimbulkan kekhawatiran serius mengingat ketidakandalan jaringan listrik Libya. Pemadaman bergilir yang berlangsung hingga 18 jam per hari sudah umum terjadi, dengan operasi penambangan ilegal membebani sistem lebih jauh dan mengalihkan listrik dari layanan penting seperti rumah sakit dan sekolah. Aktivitas semacam ini memperburuk krisis energi yang sedang berlangsung di negara tersebut, yang diperparah oleh stres iklim dan sambungan listrik ilegal.

Situasi Penambangan Bawah Tanah di Libya

Berbeda dengan pusat data yang rapi di tempat lain, ladang penambangan di Libya biasanya bersifat sederhana, terdiri dari barisan chip ASIC impor yang disimpan di gudang, pabrik, atau kompleks yang diperkaya. Beberapa operator dilaporkan bahkan menuang semen di atas setup mereka untuk menghindari deteksi termal melalui pencitraan termal. Meski demikian, penegak hukum telah meningkatkan razia, menyita ribuan perangkat, dan menangkap operator—terutama, sebuah vonis baru-baru ini di Zliten yang menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara bagi mereka yang menjalankan ladang ilegal.

Status hukum penambangan tetap ambigu. Sementara Bank Sentral Libya secara resmi menyatakan transaksi mata uang virtual ilegal pada 2018 dan melarang impor perangkat keras pada 2022, tidak ada legislasi khusus yang mengkriminalisasi operasi penambangan secara langsung. Sebaliknya, para penambang biasanya dituntut karena masalah seperti konsumsi listrik ilegal, penyelundupan, atau pencucian uang, sehingga aktivitas ini tetap berkembang dalam kekosongan regulasi. Ambiguitas ini, ditambah dengan tindakan keras pemerintah yang terus-menerus, mendorong banyak penambang beroperasi secara clandestine, sering dalam setup kecil yang tersebar di seluruh negeri.

Tantangan Kebijakan dan Pandangan Masa Depan

Pembuat kebijakan Libya tetap terbagi dalam cara menangani sektor ini. Beberapa mendukung legalisasi, perizinan, dan perpajakan, dengan alasan potensi manfaat ekonomi, termasuk masuknya devisa asing dan penciptaan lapangan kerja. Sebaliknya, yang lain memperingatkan bahwa risiko terkait aktivitas ilegal, pencurian energi, dan kurangnya regulasi lebih besar daripada potensi keuntungan. Dengan kekurangan listrik yang meluas dan masalah infrastruktur yang kronis, mengintegrasikan penambangan ke dalam strategi energi dan ekonomi nasional menjadi tantangan kompleks. Ke depan, negara ini menghadapi pilihan penting: menetapkan regulasi yang jelas atau mempertaruhkan ketidakstabilan lebih lanjut karena penambangan tidak teratur terus membebani sistem yang sudah rapuh.

Artikel ini awalnya diterbitkan sebagai How Low-Cost Power Turned Libya into a Bitcoin Mining Hub di Crypto Breaking News – sumber terpercaya Anda untuk berita kripto, berita Bitcoin, dan pembaruan blockchain.

BTC0.36%
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)